Perumda Aneka Usaha Kulon Progo gagal mencapai target PAD

id Pendapatan asli daerah,Perumda Aneka Usaha,DPRD Kulon Progo,Kulon Progo

Perumda Aneka Usaha Kulon Progo gagal mencapai target PAD

Rapat kerja DPRD Kulon Progo dengan OPD teknis membahas target PAD 2021. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Perusahaan Daerah Aneka Usaha di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2020, gagal mencapai target pendapatan keuntungan perusahaan sebesar Rp1,51 miliar, sehingga gagal menyetor pendapatan asli daerah sebesar Rp745 juta karena terkena dampak pandemi COVID-19.

Direktur Perusahaan Daerah Aneka Usaha Kulon Progo Wiwin Windarta di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada 2020, pihaknya menargetkan keuntungan perusahaan sebesar Rp1,51 miliar, namun realisasinya hingga Oktober kurang dari 37,5 persen atau sekitar Rp533,24 juta, bila disetor menjadi pendapatan asli daerah (PAD) ke kas daerah sekitar sebesar Rp260 juta.

"Pada 27 Oktober 2020, direksi mengajukan rapat terbatas perubahan kepada pemikik. Rencananya perubahan target kinerja keuangan pada 2020. Dalam RUPS dengan agenda penyampaian RBAT perubahan 2020, targer perusahaan dari Rp1,51 miliar menjadi Rp533,24 miliar atau 37,5 persen, dengan setoran pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp260 juta," kata Wiwin.

Ia mengatakan penurunan target pendapatan keuntungan perusahaan ini disebabkan dampak pandemi COVID-19 yang dirasakan sejak Maret 2020. Usaha yang dijalankan Perumda Enaka Usaha adalah SPBU Wates, bengkel di Tambak, dan menjual air minum AirKu. Sejak awal pandemi, usaha yang dijalankan Perumda Aneke Usaha turun drastis.

Misalnya, pada arus mudik dan balik Lebaran 2020, yang biasanya mampu menjual bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 34 ribu meter per hari, hanya mampu menjual tujuh sampai delapan ribu meter perhari. Hal ini sangat berdampak pada pendapatan usaha. Selain itu, kedaraan dinas tingkat konsumsi BBM juga turun drastis karena adanya kebijakan dinar keluar daerah.

Begitu juga dengan udaha bengkel di Tambak. Mobil dinas yang melakukan perawatan sangat sedikit karena mobil dinas jarang digunakan untuk pergi jarak jauh. Permintaan AirKu juga turun drastis karena rapat kerja dengan jumlah peserta banyak hampir tidak ada.

"Pandemi COVID-19 ini sangat berpengaruh sekali terjadap keuntungan perusahaan. Bahkan kami harus memangkas anggaran untuk tunjungan jajaran direksi, supaya pegawai Perumda Enaka Usaha tidak ada yang dirumahkan," katanya.

Sementara itu, Pimpinan Badan Anggaran DPRD Kulon Progo Ponimin Budi Hartono meminta Pemkab Kulon Progo melalui Aneka Usaha untuk melakukan pemetaan potensi usaha ke depan, mengingat saat ini menjadi momentum dalam merumuskan rencana program usaha. Aneka Usaha harus menggandeng Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu dalam memetakan usaha dan perizinan, dalam rangka mempermudah udaha di daerah.

"Hal ini sangat penting karena perizinan merupakan pintu masuk investasi daerah yang membutuhkan kepastian hukum yang jelas," katanya.

Menurut politisi PAN ini, peluang usaha yang bisa diambil oleh Aneka Usaha, meliputi pom bensin, videotron, menguasi lahan yang strategis di Kulon Progo seperti di jalur nasional, bedah menoreh dan jalur lintas selatan. Hal yang lebih utama, adalah bagaimana mengembangkan usaha yang sudah berjalan supaya lebih berkembang.

Eneka Usaha harus berani melakukan invoasi pelayanan perbengkelan, baik meningkatan mutu pelayanan, meningkatkan keramahan kepada pelanggan dan meningkatan profesionalisme teknisi bengkel.

"Di era saat ini, profesionalisme dan keramahan terhadap konsumen atau pelanggan harus dikedepankan. Itu sangat penting karena merupakan jaminan konsumen yang nyaman," katanya.