Pasien sembuh COVID-19 di Bantul bertambah 21 menjadi 989 orang

id Kasus COVID-19

Pasien sembuh COVID-19 di Bantul bertambah 21 menjadi 989 orang

Petugas Dinas Kesehatan Bantul yang khusus menangani pasien positif COVID-19. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Pasien yang dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam 24 jam terakhir bertambah 21 orang, sehingga total angka kesembuhan dari paparan virus corona baru tersebut hingga Senin menjadi 989 orang.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul dalam keterangan resminya di media sosial, Senin malam menyebutkan ke-21 orang pasien sembuh berasal dari Kecamatan Sewon lima orang, kemudian Kecamatan Banguntapan empat orang, Kecamatan Piyungan tiga orang, Kecamatan Pleret tiga orang, Kecamatan Pajangan satu orang, Kecamatan Bantul tiga orang, Kecamatan Imogiri satu orang, Kecamatan Pandak satu orang.

Selain pasien sembuh, Gugus Tugas COVID-19 Bantul juga menginformasikan kasus konfirmasi positif bertambah sembilan orang berasal dari Kecamatan Banguntapan tiga orang, Kecamatan Bantul empat orang, Kecamatan Jetis satu orang, dan Kecamatan Imogiri satu orang.

Dengan demikian, total kasus positif COVID-19 di Bantul secara akumulasi hingga Senin (16/11) berjumlah 1.333 orang, dengan sembuh 989 orang, sementara kasus positif yang meninggal per Senin bertambah satu orang dari Kecamatan Bantul, sehingga jumlahnya menjadi 30 orang.

Sehingga, pasien positif COVID-19 domisili Bantul yang masih menjalani isolasi di Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 (RSLKC) Bantul maupun perawatan di sejumlah rumah sakit rujukan wilayah DIY sebanyak 314 orang.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan, kasus positif yang berkembang dan masih berjalan di Bantul berasal dari sejumlah klaster penularan, baik lembaga pendidikan berasrama dan perkantoran.

"Perkantoran di sini macam-macam, dari klaster kantor pemerintah yang berada di luar bantul, kemudian klaster bank juga ada, baik di luar bantul maupun di Bantul, kemudian ada perusahaan swasta, kemudian klaster pemerintah lain yang bergerak di transportasi," katanya.

Sri Wahyu yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul mengatakan, sejumlah tempat atau lingkungan disebut klaster karena terdapat beberapa orang terkonfirmasi positif dalam satu waktu.

"Kita bilang klaster karena klaster itu suatu kelompok yang muncul bersamaan dalam satu wilayah dan dalam satu waktu yang bersamaan, keluarga juga gitu, karena mereka munculnya kasus dalam tempat yang sama dalam satu waktu yang sama," katanya.