Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksinasi COVID-19 dosis kedua akan meningkatkan antibodi hingga 99 persen.
"Antibodi yang kita harapkan (dari vaksinasi) lebih dari 95 persen, baru akan tercapai setelah dua kali suntikan dalam rentang waktu tertentu," kata Siti Nadia dalam keterangan pers virtual yang disaksikan melalui Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan untuk vaksin Sinovac pemberian dosis pertama dan kedua vaksin diberikan rentang 14 hari.
"Pada suntikan pertama, antibodi yang muncul baru 60 persen. Kemudian setelah 14 hari kemudian disuntik lagi vaksin kedua, antibodi yang muncul bisa 99 persen," ujar dia.
Dia menyampaikan untuk mengoptimalkan vaksin, maka vaksinasi harus dilakukan dua kali penyuntikan dengan rentang waktu yang telah ditentukan.
Adapun setelah vaksinasi, seseorang masih mungkin terserang COVID-19. Hanya saja, dengan vaksinasi seseorang akan memiliki pertahanan tubuh yang tidak membuatnya menjadi sakit.
"Kalau pun virusnya (yang menyerang) lebih kuat, berdasarkan uji klinis vaksin akan memberikan perlindungan terhadap gejala COVID-19 berat atau mematikan," ujar dia.
Berita Lainnya
RI-Fiocruz Brasil kolaborasi teknologi dan vaksin atasi dengue
Senin, 12 Februari 2024 18:06 Wib
Kasus cacar monyet terdeteksi di lima provinsi Indonesia
Rabu, 22 November 2023 6:37 Wib
Vaksinasi booster satu mencapai 29,26 persen
Sabtu, 8 April 2023 23:44 Wib
Hubungan Kanada-Indonesia tambah erat dengan kunjungan Kapal Winnipeg
Jumat, 2 September 2022 21:02 Wib
39,29 juta jiwa telah mendapat vaksin COVID-19 dosis ketiga
Jumat, 29 April 2022 20:47 Wib
Kemenkes imbau warga menerapkan prokes karena Omicron tidak bergejala
Minggu, 16 Januari 2022 13:12 Wib
138 kasus Omicron di Tanah Air, dua di antaranya transmisi lokal
Senin, 3 Januari 2022 2:24 Wib
Kemenkes: Omicron bisa menular kepada orang yang sudah divaksin
Jumat, 24 Desember 2021 15:09 Wib