Rukun Tetangga zona kuning di Kulon Progo mencapai 240 RT

id COVID-19 ,Kulon Progo

Rukun Tetangga zona kuning di Kulon Progo mencapai 240 RT

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Rukun Tetangga yang masuk zona kuning di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 240 RT dari total 4.478 RT akibat munculnya klaster yang berkembang di masyarakat.

"Dua hari terakhir, jumlah RT yang masuk zona kuning bertambah banyak, sehingga total mencapai 240 RT, dan zona oranye dua RT, dan zona merah belum ada," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan zona oranye ada di Kecamatan Panjatan dan Sentolo. Hal ini dikarenakan pada Minggu (28/3), kasus positif COVID-19 bertambah 74 kasus baru dan Senin ini bertambah tujuh kasus baru. Di Kecamatan Galur, Temon, dan Sentolo muncul klaster masyarakat yang menyebabkan tingginya penambahan pasien terkonfirmasi COVID-19 dalam dua hari terakhir.

"Hari ini hanya ada tujuh pasien terkonfirmasi COVID-19 karena Balai Besar Vateriner Wates tidak melakukan uji laboratorium pada Sabtu dan Minggu, sehingga setiap Senin, jumlah penambahan kasus dalam posisi sedikit," kata Baning.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kulon Progo, total pasien terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 3.820 kasus dengan rincian 51 isolasi rumah sakit, 726 isolasi mandiri, 2.438 selesai isolasi, 527 sembuh, dan 78 meninggal dunia.

Adapun sebaran kasus setiap kecamatan, yakni Kecamatan Wates 552 kasus, Pengasih 527 kasus, Sentolo 443 kasus, Panjatan 390 kasus, Temon 382 kasus, Lendah 336 kasus, Galur 293 kasus, Kokap 269 kasus, Nanggulan 209 kasus, Kalibawang 193 kasus, Samigaluh 119 kasus, dan Girimulyo 107 kasus.

"Pada Maret 2021 ini menang terjadi lonjakan kasus. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dengan ketat, jangan sampai kendor," imbaunya.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengakui protokol kesehatan di masyarakat mulai kendor, karena banyaknya masyarakat menyelenggarakan hajatan dan kegiatan lainnya. Selain itu, Posko PPKM tingkat desa masih belum efektif, sehingga penambahan kasus pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kulon Progo, khususnya Maret.

"Kami minta petugas Posko PPKM lebih ketat lagi dalam menerapkan protokol kesehatan," katanya.