Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito menyatakan vaksin berplatform messenger RNA" (mRNA) jenis Moderna di Indonesia membutuhkan teknologi penyimpanan secara khusus.
"Karena Moderna ini adalah vaksin pertama mRNA yang diterima di Indonesia sehingga perlu teknologi penyimpanan khusus, termasuk saat proses distribusinya," katanya saat menggelar konferensi pers secara virtual dan dipantau di Jakarta, Jumat.
Penny mengatakan penanganan vaksin Moderna di Indonesia dipastikan berbeda dengan sejumlah vaksin pendahulunya seperti AstraZeneca, Sinovac maupun Sinopharm.
"Kalau AstraZeneca disimpan dalam rantai dingin bersuhu 2-8 derajat celcius, namun kali ini (Moderna) agak berbeda teknologinya," katanya.
Vaksin produksi ModernaTX Inc Amerika Serikat itu, kata Penny, didapatkan Indonesia melalui skema Covax Facility sebagai jalur multirateral pendistribusian vaksin COVID-19 di dunia.
Penny memastikan bahwa pemberian vaksin Moderna telah dilengkapi dengan tempat penyimpanan berteknologi khusus serta panduan pendistribusian dari produsen saat tiba di Indonesia.
"Karena vaksin ini diterima dari Covax mereka berikan vaksin bersama teknologi penyimpanan dan distribusinya," katanya.
Menurut Penny, jenis vaksin mRNA membutuhkan ruang penyimpanan rantai dingin bersuhu minus 20 derajat celcius di dalam kontainer khusus.
"Teknologi ini akan datang bersamaan dengan vaksinnya. Ini penanganan baru. Dengan adanya Moderna di Indonesia ke depan, akan lebih banyak lagi vaksin lainnya, seperti Pfizer juga akan datang dalam waktu dekat masuk Indonesia," katanya.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib