Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan bahwa upaya yang ditempuh Pemerintah Indonesia untuk mencari vaksin COVID-19 bukan perkara mudah karena persediaan tidak sebanding dengan tingginya permintaan dari berbagai negara.
"Sangat tidak mudah mencari vaksin sampai saat ini. Kenapa tidak mudah? pertama karena jumlah antara pasokan vaksin dunia dengan permintaan sangat tidak sebanding," kata Menlu Retno dalam acara Keluarga Alumni Teknik UGM (Katgama) Peduli Berbagi untuk Negeri di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, Sabtu.
"Permintaan (vaksin COVID-19) jauh lebih banyak dibandingkan ketersediaan vaksin yang ada," ungkap Retno.
Kendala berikutnya, menurut Retno, adalah masih terdapat kebijakan negara-negara yang menghambat pengiriman vaksin sehingga yang di antaranya berwujud kebijakan restriksi atau pembatasan ekspor.
"Akibatnya terjadi gap terhadap vaksin yang cukup besar antara negara berpenghasilan tinggi dengan negara yang berpenghasilan rendah," ujar Retno.
Menlu Retno mengatakan bahwa saat ini secara global sebanyak 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat dunia. Akan tetapi, 80 persen di antaranya ada di negara berpenghasilan tinggi.
"Bahwa saat ini diseluruh dunia 5,5 miliar dosis vaksin telah di suntikan. Menunjukkan adanya gap 80 persen dari 5,5 miliar dimiliki oleh negara berpenghasilan tinggi," kata dia.
Meski demikian, kata Retno, hingga saat ini Indonesia telah menerima 227.411.510 dosis vaksin, baik diperoleh melalui jalur komersial, maupun jalur dukungan dari Covax Facility maupun dari negara-negara sahabat.
Ia menuturkan bahwa selama hampir 18 bulan mesin diplomasi Pemerintah Indonesia tak pernah berhenti untuk terus memperoleh akses vaksin dan merajut kerja sama dengan berbagai negara agar kebutuhan vaksin di Tanah Air dapat tercukupi.
"Ibu bapak, siang malam 24 jam pemerintah terus berupaya untuk mendapatkan akses terhadap vaksin untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia dan selama hampir 18 bulan ini mesin diplomasi kita terus bergerak," tutur Menlu.
Ia bersyukur vaksinasi di Indonesia telah melampaui target WHO karena hingga saat ini 34 persen populasi telah memperoleh vaksin dosis pertama dan 20 persen populasi telah mendapatkan suntikan dosis kedua.
Tidak hanya itu, dari jumlah dosis yang disuntikkan, ia menyebutkan Indonesia merupakan negara terbesar keempat di Asia setelah Tiongkok, India, dan Jepang.
"Walaupun capaian kita sudah baik, namun kerja keras masih terus diperlukan agar kita dapat melakukan akselerasi vaksinasi untuk mencapai target populasi yang telah ditetapkan," ujar Retno Marsudi.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib