Yogyakarta menambah jaringan hidran kampung di Notoprajan

id hidran kampung,penanganan kebakaran,yogyakarta

Yogyakarta menambah jaringan hidran kampung di Notoprajan

Ilustrasi - Pembangunan hidran kampung di Kampung Notoprajan Yogyakarta untuk penanganan kebakaran (ANTARA/HO-Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Yogyakarta)

Yogyakarta (ANTARA) - Program pembangunan jaringan hidran kampung di Kota Yogyakarta untuk mendukung penanganan apabila terjadi kebakaran di permukiman padat terus diperluas dan pada tahun ini dilakukan di Kampung Notoprajan.

"Sesuai hasil kajian dan melihat prioritas kebutuhan, maka pada tahun ini pembangunan hidran kampung dilakukan di Kampung Notoprajan," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Kampung Notoprajan masuk dalam kategori perkampungan padat di tengah kota dan tidak bisa diakses menggunakan mobil pemadam kebakaran sehingga dibutuhkan jaringan hidran di kampung tersebut.

"Kami kemudian menyusun kebutuhan detail engineering design (DED) untuk pembangunan hidran dan mengusulkan kegiatan tersebut. Karena anggaran memenuhi, maka program pembangunan dapat direalisasikan tahun ini," katanya.

Octo mengatakan, penyusunan DED untuk pembangunan jaringan hidran kampung tidak hanya dilakukan di Kampung Notoprajan saja tetapi juga di perkampungan lain yang dinilai juga membutuhkan infrastruktur tersebut.

"Hanya saja, kebutuhan anggaran di lokasi lain cukup besar. Lebih dari Rp1 miliar sehingga untuk anggaran belum ada," katanya.

Sedangkan di Kampung Notoprajan, kebutuhan anggaran untuk pembangunan jaringan hidran kampung lebih rendah yaitu sekitar Rp720 juta.

"Sekarang sedang dalam proses pekerjaan, sudah dimulai akhir Juni. Ditargetkan selesai dalam waktu sekitar tiga bulan," katanya.

Pembangunan jaringan hidran kampung di Kota Yogyakarta sudah diawali sejak 2017. Jaringan hidran yang dibangun masuk dalam kategori hidran kering sehingga tetap dibutuhkan sumber air dari truk tangki untuk melakukan pemadaman apabila terjadi kebakaran di wilayah tersebut.

Rencana pembangunan hidran kampung akan tetap dilanjutkan berdasarkan skala prioritas dan kajian teknis sehingga Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan membutuhkan dukungan dari instansi terkait lain untuk pembangunan infrastruktur.

"Dan yang tidak kalah penting adalah kesadaran masyarakat untuk menjaga dan merawat sarana tersebut. Selain jaringan yang tertanam di bawah tanah, ada juga sarana lain yang perlu dijaga yaitu box hidran dan kelengkapan di dalamnya," katanya.

Sejumlah kampung di Kota Yogyakarta yang sudah dilengkapi dengan jaringan hidran kampung di antaranya Kampung Pathuk, Kauman, Gemblakan Bawah, Ledok Tukangan, Jlagran, dan Cokrodirjan.

Seluruhnya adalah kampung padat penduduk dengan akses jalan yang sulit dilalui kendaraan pemadam kebakaran yang berdimensi besar.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024