Kenaikan harga telur ayam di Yogyakarta disebabkan peningkatan permintaan

id telur ayam,harga,pasar,yogyakarta

Kenaikan harga telur ayam di Yogyakarta disebabkan peningkatan permintaan

Pedagang melayani pembelian telur ayam di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, Senin (7/11/2022). ANTARA FOTO/Rahmad/wsj.

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, DIY, mencatat kenaikan harga yang cukup tinggi untuk komoditas telur ayam disebabkan meningkatnya permintaan dari konsumen.

"Kenaikan harga telur ayam murni disebabkan kenaikan permintaan. Kebetulan, bersamaan dengan pencairan dana bantuan sosial dari pemerintah sehingga ada kenaikan permintaan," kata Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Riswanti di Yogyakarta, Selasa.

Selain itu, tingginya permintaan untuk komoditas telur ayam juga disebabkan banyaknya pelaku usaha kuliner yang mulai memproduksi berbagai kue atau makanan untuk persiapan perayaan Natal.

"Permintaan naik sedangkan di satu sisi, produksi telur ayam tetap sehingga harga ikut terkerek," katanya.

Berdasarkan hasil pemantauan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, telur ayam di pasar tradisional rata-rata dijual dengan harga Rp29.000 per kilogram (kg).

Selain telur ayam, komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga menjelang akhir tahun adalah berbagai jenis cabai dengan kenaikan harga yang beragam antara delapan persen hingga 33 persen.

Cabai rawit merah dijual dengan harga Rp40.000 per kg atau naik sekitar 14 persen, cabai merah kerinting dijual Rp27.000 per kg atau naik delapan persen, dan cabai rawit hijau dijual Rp40.000 per kg atau naik 33 persen.

Sedangkan harga kebutuhan pokok lain seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng cenderung stabil.

Sementara itu, Purwanti salah satu pedagang di Pasar Beringharjo Yogyakarta mengatakan, kenaikan harga telur ayam ras sudah mulai terjadi sejak sepekan terakhir dari semula Rp27.000 per kg menjadi Rp31.000 per kg.

"Harga tidak langsung naik tinggi, tetapi sedikit-sedikit, Rp1.000. Naiknya sejak ada distribusi bantuan sosial," katanya.

Meskipun terjadi kenaikan harga, namun tidak ada penurunan jumlah konsumen yang membeli komoditas tersebut. "Konsumen sempat terkejut tetapi tetap beli meskipun sambil mengeluh karena harga yang terus naik," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024