Bupati Sleman sebut penambahan "rest area" Tol Yogya-Bawen peluang UMKM

id Rest area Yogya-Bawen ,Bupati Sleman ,UMKM Sleman ,Kabupaten Sleman ,Pemasaran produk UMKM ,Produk UMKM Sleman

Bupati Sleman sebut penambahan "rest area" Tol Yogya-Bawen peluang UMKM

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat mengunjungi gerai UMKM di Kapanewon Turi, Sleman. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Kustini Sri Purnomo menyambut baik rencana penambahan "rest area" Tol Yogya-Bawen yang berlokasi di Sleman karena menjadi peluang besar tumbuhnya ekonomi wilayah dengan melibatkan produk-produk lokal khususnya UMKM Sleman.

"Rencana 'rest area' di Sleman ini harus disambut baik. Apalagi itu juga berawal dari arahan Gubernur DIY. Ini sejalan dengan komitmen Pemkab Sleman bagaimana membuat pelaku UMKM dapat naik kelas," kata Kustini di Sleman, Senin.

Sebelumnya Direktur Utama PT JJB Dwi Winarsa menyampaikan akan menambah 'rest area' Tol Yogya-Bawen yang bisa diakses dari dalam dan luar tol di wilayah DIY. Salah satu 'rest area' nantinya akan ditempatkan di sekitar Kalurahan Banyurejo, Kapanewon (Kecamatan) Tempel, Sleman.

Baca juga: 300 UMKM kuliner di Sleman difasilitasi dapatkan sertifikasi halal

Kustini mengatakan, hingga saat ini Pemkab Sleman telah melakukan komunikasi tentang langkah untuk menyiasati dengan adanya tol dan "exit" tol di sejumlah kelurahan di Sleman, salah satunya Banyurejo.

Komunikasi yang dilakukan terutama melibatkan produk-produk UMKM lokal terhadap adanya jalan tol.

"Kani sudah komunikasi dengan beberapa kelurahan dan kapanewon yang kemungkinan menjadi 'rest area' dan 'exit' tol. Kalau khusus di Banyurejo sudah dilakukan pendaatan produk UMKM yang layak untuk dipersiapkan," katanya.

Menurut dia, khusus UMKM Pemkab Sleman terus melakukan upaya-upaya pendampingan dan fasilitasi terhadap 90 ribu pelaku UMKM di Sleman.

Apalagi sejak ada rencana pembangunan tol di wilayah Sleman, fokus pengembangan diarahkan agar produk-produk industri kecil dan menengah bisa mendapatkan dampak positif.

"Sejak awal kami konsisten melakukan pendampingan untuk perizinan usaha, NIB, sertifikasi halal, PIRT dan yang lain. Tentu saja 'output' akhirnya agar omzet UMKM bisa meningkat dan lapangan pekerjaan juga terus bertambah," katanya.

Ia mengatakan, Pemkab Sleman juga terus melakukan program pelatihan dan pemberdayaan. Bahkan, program ini melibatkan paguyuban eksportir di Sleman.

"Harapannya, produk unggulan Sleman bukan hanya bisa menjangkau pasar skala nasional, namun juga hingga pasar luar negeri," katanya.

Kustini mengatakan, untuk produk UMKM yang bisa terlibat di tempat "rest area" atau di titik exit tol tersebut nantinya akan melewati proses kurasi.

"Tentu nanti akan ada kurasi dari dinas. Produk apa saja yang kualitasnya bagus dan punya ciri khas Sleman. Lalu bisa dipasarkan di situ," katanya.

Baca juga: Penyaluran KUR Klaster Rp4,8 triliun, beber Menkop

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024