New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka membukukan kenaikan moderat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena pelaku pasar mempertimbangkan gangguan pasokan yang akan datang menyusul ketegangan militer di Rusia dan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan global.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus terkerek 0,21 dolar AS atau 0,30 persen, menjadi menetap di 69,37 dolar per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menguat 0,33 dolar atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 74,18 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
"Minyak WTI menguat karena para pedagang bereaksi terhadap gejolak baru-baru ini di Rusia. Ekspor minyak Rusia tidak terpengaruh dan situasi menjadi stabil dengan cepat, tetapi sentimen pasar tetap bullish," kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
Selama akhir pekan, Komite Anti-terorisme Nasional Rusia mengumumkan bahwa rezim operasi kontra-teroris diperkenalkan di sekitar Moskow dan di wilayah Voronezh untuk mencegah kemungkinan tindakan teroris setelah Yevgeny Prigozhin - kepala kelompok militer swasta Wagner Rusia - dituduh mencoba melancarkan pemberontakan bersenjata.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga minyak naik di tengah ketegangan militer di Rusia
Berita Lainnya
Konflik Iran-Israel picu kenaikan harga minyak dan emas
Rabu, 17 April 2024 19:31 Wib
Berpotensi naik, impor minyak mentah imbas konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 17:54 Wib
Pemerintah waspadai kenaikan harga minyak efek konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 5:31 Wib
Harga CPO melonjak dipengaruhi minyak nabati China dan AS
Sabtu, 30 Maret 2024 7:38 Wib
Pemerintah segera bayar utang "rafaksi" minyak goreng kepada pengusaha
Senin, 25 Maret 2024 16:25 Wib
HET minyak goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 18:51 Wib
Minyak sawit, ungkap BRIN, paling memungkinkan diolah jadi energi
Minggu, 3 Maret 2024 5:29 Wib
Belum memadai, produksi singkong Indonesia untuk energi, kata BRIN
Minggu, 3 Maret 2024 5:25 Wib