Budaya kekerasan ruang digital dibahas pegiat literasi

id Klinik digital ui,Ruang digital,Kekerasan diruang digital

Budaya kekerasan ruang digital dibahas pegiat literasi

Pengabdi masyarakat Vokasi Universitas Indonesia Devie Rahmawati (depan tengah) ketika memberikan bahasan tentang ruang digital. (ANTARA/ Foto: Istimewa)

Depok (ANTARA) - Para pegiat literasi digital menyampaikan materi di hadapan lebih dari 800 warga dari Kecamatan Simokerto yang terdiri dari 5 kelurahan yaitu Kelurahan Simokerto, Kapasan, Tambak Rejo, Simolawang dan Sidodadi, Surabaya, yang membahas budaya kekerasan diruang digital.

Pegiat literasi digital tersebut Kemal Andrias dari Next Generation Indonesia, Devie Rahmawati dari Klinik Digital/Vokasi UI dan Rizqy Mulyantara dari Grup Goto.

“Salah satu tantangan terbesar dari membangun ruang warga belajar ialah kondisi mental masyarakat digital Indonesia yang tidak sepenuhnya sehat yaitu karakter “kekerasan komunikasi” di ruang digital," kata Pengabdi masyarakat Vokasi Universitas Indonesia Devie Rahmawati, dalam keterangannya, Kamis.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Siberkerasi dengan tema "Ruang Digital, Ruangnya Warga Belajar".

Devie Rahmawati juga berkesempatan bertemu 200 warga kelurahan Tanjung Perak Surabaya, untuk berbagi tips tentang pola asuh keluarga di era digital selama dua sesi berturut-turut.

Menurut dia, salah satu riset global menyatakan bahwa warga digital Indonesia menempati posisi pertama sebagai masyarakat paling kasar berkomunikasi di ruang digital.

Riset lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia, baik pria maupun perempuan memiliki perilaku perundungan dengan cara menyebarkan rumor tidak sedap.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pegiat literasi bahas budaya kekerasan di ruang digital