Kulon Progo pantau kesehatan hewan kurban

id hewan kurban

Kulon Progo pantau kesehatan hewan kurban

Dinas Keluatan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, DIY, melakukan pemeriksaan hewan kurban di tempat penampungan hewan (Foto Mamiek/Antara)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Petugas Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memantau kesehatan hewan kurban di tempat-tempat penampungan hewan.

Dokter Puskeswan Temon Hermawati di Kulon Progo, Senin, mengatakan pemeriksaan hewan kurban ini untuk mengetahui kesehatan hewan yang akan dipotong pada hari kurban.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan hewan kurban di dua tempat penampungan, semua kondisinya sangat bagus dan layak dipotong," kata Hermawati usai melakukan pemeriksaan.

Dia mengatakan Diskepenak Kulon Progo menerjunkan tiga tim untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban. Tim utara akan melakukan pemeriksaan dan memantau hewan kurban di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Nanggulan dan Kalibawang. Tim tengah meliputi Kecamatan Pengasih, Sentolo, Kokap, Lendah. Sedangkan tim selatan meliputi Kecamatan Temon, Galur, Panjatan dan Wates.

"Tim pemantau sudah bekerja mulai hari ini. Mereka bertugas melakukan pemantauan kesehatan hingga pemotongam hewan kurban," katanya.

Ia mengatakan pemeriksaan ini meliputi kondisi fisik dan mata, serta kotorannya. Ia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit cacing hati saat membeli hewan kurban.

Menurut dia, ciri-ciri hewan kurban yang sehat yakni nafsu makannnya baik, lincah, bulu tidak kusam, mata cerah atau tidak berair dan tidak cacat.

"Memang sebagian besar sapi yang terserang, namun tidak menutup kambing atau domba yang terjangkit," katanya.

Ia meminta masyarakat untuk meneliti saat membeli hewan kurban karena memang secara kasat mata tidak bisa dilihat apakah hewan tersebut kena penyakit cacing hati atau tidak.

Biasanya hewan yang terkena cacing hati memiliki ciri-ciri leher bengkak, diare, badan semakin kurus. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi.

"Apabila serangan cacing hati tingkatan parah, maka di bawah rahang sapi terjadi sebuah pembengkakan," katanya.

Pemilik penampungan hewan kurban di Desa Sindutan, Kecamatan Temon, Sumadi mengatakan dirinya tidak bisa membeli hewan kurban dengan jumlah banyak. Sebab, rata-rata permintaan hewan kurban hanya 10 ekor.

"Saya beli sapi dari Kebumen (Jawa Tengah), 40 hari sebelum hari kurban. Permintaan hewan kurban, setiap tahunnya sekitar 10 ekor," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024