Yogyakarta (Antara Jogja) - Masyarakat perlu dilibatkan dalam mengawal penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah guna menghindari penyimpangan penggunaannya oleh pemerintah daerah, kata seorang akademisi.
"Selain untuk membangun transparansi. Upaya itu juga untuk mendorong pemerintah daerah lebih serius mengelola anggaran," kata kata Guru Besar Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Wahyudi Kumorotomo di Yogyakarta, Selasa.
Dia menilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga rata-rata masih belum mencerminkan prioritas belanja yang sejalan dengan kebutuhan pembangunan daerah.
Menurut dia, untuk dapat melakukan pemantauan atau pengawasan, masyarakat perlu membangun wawasan mengenai APBD serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Apabila masyarakat menemukan adanya indikasi penyimpangan, menurut dia, masyarakat tidak perlu berfokus pada aksi demostransi melainkan langsung dapat melapor ke Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). "Tidak perlu demo, melainkan bisa langsung melapor ke PPATK," katanya.
Hingga saat ini, ia menilai, Rencana kerja anggaran (RKA)- satuan kerja perangkat daerah (SKPD) rata-rata cenderung terpecah dalam proyek-proyek dengan skala pendanaan yang kecil, sehingga sulit memenuhi kebutuhan pendanaan prioritas bagi pembangunan daerah.
"Kepentingan politik maupun aktor perumus kebijakan di tingkat daerah juga mempengaruhi rincian prioritas kebijakan yang dapat didanai APBD," katanya.
Selain itu, menurut Wahyudi, alokasi belanja modal di masing-masing daerah pada umumnya juga masih dinomorduakan dibanding belanja pegawai yang kisarannya mampu mencapai 60 persen dari APBD.
Padahal, katanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 5,8 persen pada 2015 akan dapat dicapai secara maksimal jika alokasi belanja modal seperti pembangunan infrastruktur, penyediaan sumber energi, serta sistem logistik daerah mampu dioptimalkan.
"Ketidakseriusan pengelolaan anggaran juga biasanya sering kali tercermin dalam keterlambatan penyerapan APBD," kata Wahyudi.
(L007)
Berita Lainnya
KPU RI: Pemilihan gubernur menggunakan APBD provinsi
Senin, 1 April 2024 18:40 Wib
Pemkab Bantul fokuskan APBD pada peningkatan infrastruktur dan SDM
Selasa, 13 Februari 2024 16:17 Wib
Disnakertrans Bantul programkan padat karya dari APBD di 178 lokasi pada 2024
Jumat, 26 Januari 2024 18:12 Wib
Kemenkeu edukasi pelajar soal pengelolaan APBD
Kamis, 19 Oktober 2023 7:15 Wib
Akses ketahanan pangan Indonesia diperkuat
Minggu, 24 September 2023 7:18 Wib
Pj Bupati: RAPBDP Kulon Progo 2023 defisit Rp119,40 miliar
Kamis, 31 Agustus 2023 22:25 Wib
Legislator Kulon Progo mendukung honor pendidik PAUD dialokasikan di APBD
Selasa, 16 Mei 2023 19:06 Wib
4.427 jiwa tercatat ajukan kepesertaan JKN APBD Kulon Progo
Kamis, 23 Februari 2023 9:12 Wib