Gunung Kidul (Antara Jogja) - Lembaga Swadaya Masyarajat Jejaring Rakyat Mandiri atau Jerami Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong dan mendampingi petani setempat beralih ke pertanian organik.
Aktivis Jerami Rino Caroko di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan saat ini sudah mulai melatih masyarakat agar beralih ke pertanian organik.
"Bebrapa yang diajarkan berupa teori bercocok tanam, pembuatan pupuk dan pestisida organik, pemberantasan hama penyakit serta membangun jaringan pasar. Pola pertanian yang dikembangkan adalah pola pertanian secara organik," kata Rino.
Ia mengatakan berbagai LSM pegiat pertanian terus berupaya meningkatkan hasil tani dengan beragam cara tanpa merusak unsur hara pada tanah dengan mengagandeng delapan kelompok masyarakat untuk menanam pertanian organik.
Kelompok masyarakat yang bergabung dalam komuniitas tani organik tersebut mulai dari Kelompok Tani Ubet Manunggal, Tanjung, Bleberan, Playen, Peron Bleberan Playen, Ngijo Rejo Dengok lima Playen, Rigen Dengok satu Playen, Subur Putat Playen, Sedyo Maju Srikoyo Playen, Campursari Kedungpoh Nglipar, Nritis Handayani Kedungpoh Lor, Nglipar Rukun Natah Wetan Nglipar, Wanita Natah Kulon Nglipar, Greget Pringombo Natah, dan Kelompok Tani Bolodukuh Ponjong.
Rino mengatakan ada berbagai keuntungan melakukan sistem pertanian organik diantaranya unsur hara pada tanah serta mengurangi ketergantungan petani pada pupuk dan pestisida kimia.
"Semakin hari unsur hara didalam tanah semakin berkurang, maka mulai dari sekarang harus segera dirubah pola bercocok tanam petani," kata dia.
Dia mengatakan saat ini baru beberapa jenis tanaman untuk ditanam organik selain padi, seperti tanaman hortikultura seperti cabai, terong, tomat. "Tidak hanya padi tetapi jenis tanaman lainnya," katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Gunung Kidul Supriyadi mengatakan sudah ada beberapa pemerintah desa yang mulai mendukung pengembangan produk organik. Seperti dilakukan pemerintah desa (Pemdes) Dengok, Playen. Tanah kas desa dikelola kelompok serta akan memunculkan perdes perlindungan lahan pertanian. "Sudah ada beberapa desa yang mulai mendukung pertanian organik," katanya.
Suryadi mengatakan upaya pemerintah kabupaten mengalokasikan anggaran untuk peningkatan ketrampilan dan kapasitas ilmu dalam bertani organik serta memberikan benih dan pupuk organik. "Semoga semakin banyak petani yang mau bercocok tanam organik," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Dampak Gunung Ruang, Sulut, erupsi, kunjungan wisata ke Desa Pumpente-Laingpatuhe ditutup
Jumat, 26 April 2024 7:56 Wib
Gunung Semeru, Lumajang, Jatim, erupsi empat kali
Kamis, 25 April 2024 11:18 Wib
Warga diminta patuhi radius bahaya 4 km Gunung Ruang, Sulut,
Kamis, 25 April 2024 9:15 Wib
3.614 rumah warga rusak dampak erupsi Gunung Ruang, Sulut
Kamis, 25 April 2024 5:58 Wib
Ini penjelasan terkait mobil pribadi masuk kawasan wisata Bromo
Selasa, 23 April 2024 17:45 Wib
Alarm bencana bakal dipasang di Gunung Semeru, Lumajang, Jatim
Selasa, 23 April 2024 5:06 Wib
Masih mengandung gas belerang, udara sekitar Gunung Ruang, Sulut
Senin, 22 April 2024 20:55 Wib
Erupsi Gunung Ruang, Sulut, rusakkan 3.614 rumah-fasilitas publik
Senin, 22 April 2024 18:04 Wib