Jakarta (Antara Jogja) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp12.718 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.725 per dolar AS.
"Rupiah menguat meski tipis terhadap dolar AS menyusul adanya intervensi secara intensif dari Bank Indonesia," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Rangga mengemukakan bahwa Bank Indonesia juga terlihat aktif di pasar surat utang negara (SUN) sehingga membuat yield SUN dengan tenor 10 tahun turun walaupun tipis. Dalam dua hari ini BI telah melakukan intervensi pasar dengan membeli obligasi senilai Rp1,7 triliun.
Ia menambahkan bahwa peluang mata uang rupiah menguat kembali terbuka terhadap dolar AS menjelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), masih belum kuatnya pertumbuhan ekonmi AS akan membantu penguatan rupiah.
"Inflasi Amerika Serikat sedang ditunggu pasar, diperkirakan turun ke 1,4 persen secara tahunan," katanya.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa mata uang rupiah kembali mulai stabil dengan kisaran pergerakan yang mulai terbatas seiring dengan intervensi dari Bank Indonesia.
"Saat ini, sentimen yang cukup kuat didominasi dari eksternal. Perkirakan pasar bahwa Fed rate akan naik pada pertengahan tahun 2015, namun itu bisa lebih cepat jika perbaikan ekonomi di AS berkelanjutan. Kalau suku bunga di sana naik, akan membuat peluang imbal hasil di AS menjadi besar," ujar Rully.
(T.KR-ZMF)
Berita Lainnya
Pelaku usaha pada Oktober 2024 wajib miliki sertifikasi halal
Senin, 6 Mei 2024 19:04 Wib
Presiden Jokowi: Anggaran dilarang digunakan rapat-studi banding
Senin, 6 Mei 2024 16:19 Wib
Penguatan industri manufaktur dukung RI menuju negara maju
Senin, 6 Mei 2024 12:57 Wib
Reformasi ekonomi menjaga fundamental ekonomi RI kuat
Senin, 6 Mei 2024 10:45 Wib
Merosot lagi, harga emas Antam
Senin, 6 Mei 2024 10:27 Wib
Pemerintah kawal Program Wajib Tanam Bawang Putih bagi importir
Senin, 6 Mei 2024 5:59 Wib