SKPD diminta susun perencanaan proyek yang baik

id pembangunan infrastruktur

SKPD diminta susun perencanaan proyek yang baik

RSUD Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul (Foto Istimewa) (istimewa)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Anggota DPRD Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta satuan kerja perangkat daerah melakukan perencanaan proyek yang baik sehingga kualitas pembangunan yang dihasilkan akan menjadi baik.

Anggota Komisi C DPRD Gunung Kidul Anton Supriyadi di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan masih banyak SKPD yang melakukan perencanaan pembanggunan kurang baik.

Ia mengambil contoh di RSUD Wonosari yang membuat perencanaan awal kurang baik dan matang sehingga membuat proyek gagal lelang.

"Salah satunya adalah rencana pembangunan instalasi bedah sentral (IBS) di RSUD Wonosari dengan pagu anggaran Rp4,8 miliar. Seringkali perencanaan kurang baik sehingga menyebabkan kegagalan lelang," kata Anton.

Anton mengatakan dalam perencanaan IBS dengan pagu anggaran Rp4,8 miliar seharusnya dilakukan perencanaan yang matang. Namun karena dikerjakan kurang baik akibatnya dokumen hasil perencanaan yang sudah menghabiskan anggaran sia-sia karena dikembalikan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP).

"Proses perencanaan hanya Rp50 juta, dengan anggaran Rp50 juta, apakakah hasil perencaan gedung yang digunakan untuk instalasi bedah yang nilainya Rp4,8 miliar akan maksimal dengan anggaran perencanaan seperti itu. Ini jelas tidak mungkin," katanya.

Ia mengatakan seharusnya pemkab mencatat kesalahan yang dilakukan oleh RSUD untuk pembelajaran di proses berikutnya. Seharusnya dengan anggaran mencapai miliaran rupiah, perencanaan dilakukan lelang. Nantinya akan diperoleh rekanan yang kredibel.

"Konsultan harus membayar ahli sehingga hasilnya tidak asal-asalan, kalau dengan anggaran Rp50 juta jelas tidak mungkin," katanya.

Ketua Komisi C DPRD Gunung Kidul Purwanto menambahkan dengan anggaran perencanaan hanya Rp50 juta dilakukan penunjukan, dan proses pembangunannya pun mirip dengan proyek sebelumnya. Sehingga gagal di ULP. "Kemungkinan ini hanya tunjukan," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, sistem perencanaan RSUD Wonosari harus dievaluasi. Jangan sampai kejadian seperti ini akan berulang. "Ini menyangkut pelayanan kepada masyarakat, apalagi RSUD Wonosari merupakan rumah sakit terbesar di Gunung Kidul, masyarakat perlu pelayanan yang komplit," katanya.

Sementara itu, Direktur RSUD Wonosari Isti Indiyani mengakui di RSUD proyek IBS yang gagal lelang, karena kesalahan dokumen perencanaan.

"Kami hanya menggandeng rekanan konsultan perencana secara langsung, tidak melalui sistem lelang," katanya.

(KR-STR)