Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Sekolah Dasar Pangudi Luhur Kalirejo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan pertanian organik dalam rangka mengajarkan kepekaan siswa terhadap lingkungan, alam dan sesama.
Wali Kelas V SD Pangudi Luhur Kalirejo Martinah Nurcahyanti di Kulon Progo, Selasa, mengatakan siswa SD merupakan anak-anak yang tinggal di desa, jangan sampai mereka tidak mengenal lagi tanah, cacing dan lingkungan mereka karena adanya telepon genggam.
"Kami kemudian mengembangkan pertanian organik supaya anak didik peka terhadap alam, lingkungan, dan sesama. Kami tidak ingin, anak didik kami terkontaminasi dengan teknologi, sehingga mereka melupakan alam dan lingkungan," kata Martinah.
Selain itu, area lahan pertanian organik bisa menjadi sarana belajar, namun, bukan tujuan utama. "Kami tidak ingin anak didik kami terjebak perkembangan teknologi, dan menyebabkan kehilangan identitas. Kemajuan teknologi sepatutnya untuk memajukan bukan menyebabkan keterbelakangan," katanya.
Ia mengatakan di lahan pertanian organik ini, siswa diajari menanam jagung, jesin, boncis, kangkung, keningkir, pare, tomat, cabai, budi daya ikan, hingga beternak kelinci.
Setiap minggu sekali, siswa diajak berkebun dan memanen hasil dari bertani, beternak dan budi daya ikan. Siswa juga diajarkan menjual hasil bertani mereka setiap Minggu usai kebaktian.
"Dampak dari belajar di alam ini belum dapat terlihat. Bagi kami, menanamkan kepekaan terhadap alam, lingkungan dan sesama adalah hal utama. Persaingan ke depan sangat berat, sehingga anak didik perlu dibelaki sejak dini supaya tidak kehilangan identitas," katanya.
Martinah mengatakan sekolah juga membekali siswa didik untuk pengembangan diri seperti Saince Club, karawitan, dan masak memasak.
"Materi pengembangan diri untuk bekal keseimbangan keterampilan, moral, budaya, dan ilmu," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Sumarsana mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada kepala sekolah, guru dan komite yang telah mendidik, mengajarkan dan membimbing serta memberi contoh kepada siswa tentang apa, bagaimana caranya dan manfaat dari pertanian organik.
"Semoga, SD Pangudi Luhur menginspirasi sekolah lain," harapnya.
(U.KR-STR)
Berita Lainnya
Yogyakarta memperoleh danais Rp100 juta per kelurahan untuk olah sampah
Kamis, 22 Februari 2024 1:28 Wib
Plasma ozon mampu tingkatkan kualitas produk
Jumat, 24 November 2023 6:59 Wib
Kabupaten Sleman menuju daerah lumbung pangan sehat
Selasa, 21 November 2023 13:08 Wib
Pemkab Gunungkidul serahkan bantuan alat pembuat pupuk organik kepada peternak
Selasa, 24 Oktober 2023 15:01 Wib
Pulau organik Bali jadikan lebih mahal di kalangan turis
Jumat, 20 Oktober 2023 6:36 Wib
Sleman meluncurkan pengembangan pertanian organik berbasis komunitas
Rabu, 18 Oktober 2023 21:38 Wib
Ganjar-Jimmy Hantu Foundation bahas pangan
Jumat, 13 Oktober 2023 6:57 Wib
Pemkab Bantul ajak masyarakat gunakan barang produk kerajinan bambu
Senin, 2 Oktober 2023 13:27 Wib