UKM pengolah ikan mengharapkan pelatihan peningkatan SDM

id pengolahan ikan

UKM pengolah ikan mengharapkan pelatihan peningkatan SDM

Ilustrasi produk olahan ikan yang dihasilkan UKM (Foto Antara)

Bantul (Antaranews Jogja) - Usaha Kecil Menengah Minanisa Dusun Kopek, Desa Srihardono, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengharapkan pemerintah setempat memfasilitasi pelatihan mengenai peningkatan kapasitas sumber daya manusia kelompok itu.

"Kalau saya itu harapannya ada pelatihan peningkatan SDM (sumber daya manusia), karena kalau untuk peralatan-peralatan sudah mencukupi," kata Ketua UKM Minanisa Dusun Kopek, Desa Srihardono Sudarisman di Bantul, Jumat.

Menurut dia, kemampuan SDM atau tenaga kerja yang dipekerjakan saat ini memang sudah baik, namun agar lebih terampil dalam mengolah aneka makanan dari hasil perikanan perlu ada fasilitasi pelatihan SDM agar bisa selalu berinovasi.

Ia mengatakan, apalagi saat ini UKM pengolah ikan berupa wader krispi, nasi bakar tuna, otak-otak bandeng, nila krispi, kaki naga, bandeng presto, naget, pepes telur ikan, pepes wader dan juga presto bader sudah punya enam tenaga kerja.

Menurut dia, fasilitas pelatihan dari pemda melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY sudah pernah dilakukan melalui studi banding ke pengusaha pengolah ikan, dan kemudian membantu peralatan-peralatan yang memadai.

"Tentu saya mempunyai keinginan terus menambah tenaga kerja dari warga setempat terutama ibu-ibu agar bisa kita berdayakan, saat ini kita ada enam tenaga kerja, namun kalau pesanan banyak kita kuwalahan," katanya.

Selain pelatihan peningkatan SDM, kata dia, UKM juga berharap ada bantuan fasilitasi promosi produk aneka olahan ikan, karena diakui SDM yang ada belum menguasai bidang pemasaran sehingga sejauh ini promosi melalui sales.

"Promosi baru lewat teman kalau lewat media sosial apalagi online belum, kalau yang ke wilayah Bantul dan Yogyakarta itu lewat sales-sales. Dan untuk saat ini kita sudah kontrak dengan sejumlah rumah sakit," katanya.

Sudarisman mengatakan, usaha yang digeluti sejak 1997 itu berawal dari kegemaran keluarga memakan ikan, dari situ pria ini mencoba membuat makanan olahan ikan agar bisa diterima pasar maupun masyarakat.

Ia mengatakan, saat ini setiap hari UKM mampu mengolah sekitar 100 kilogram, yang terdiri sebanyak 50 kilogram ikan tuna dan 50 kilogram ikan wader. Untuk ikan tuna satu kilogram ketika menjadi olahan sebesar enam ons.

"Kalau pasarnya sebagian ke lingkup Yogyakarta, kemudian ada juga ke Surabaya dan Jakarta. Kita memproduksi aneka olahan ikan yang dikemas dalam plastik yang sudah diberi label dan kemasan tanpa label," katanya.
 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024