Kader Demokrasi Bantul deklarasikan Gerakan Sadar Pemilu

id KPU Bantul

Kader Demokrasi Bantul deklarasikan Gerakan Sadar Pemilu

Ilustrasi KPU Bantul (ANTARA FOTO)

Bantul (Antaranews Jogja) - Sebanyak 235 perempuan kader demokrasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendeklarasikan Gerakan Sadar Pemilu guna mendukung penyelenggaraan pemilu di daerah ini yang berintegritas. 
     
Ketua KPU Bantul, Muhammad Johan Komara di Bantul, Kamis, mengatakan, deklarasi ini merupakan tindak lanjut dari kelas kepemiluan dan demokrasi yang telah dilaksanakan bagi tiga Desa Pelopor Demokrasi, kelompok perempuan, serta kelompok difabel di Bantul.
     
"Perempuan Penggerak Demokrasi serta Kader Demokrasi merupakan agen sosialisasi untuk mengawal Pemilu yang berintegritas di Bantul," kata Johan Komara disela deklarasi gerakan sadar Pemilu tersebut. 
     
Menurut dia, dalam deklarasi tersebut, para kader demokrasi mengikrarkan untuk turut berpartisipasi aktif dalam tahapan Pemilu serentak 2019 dengan menolak politik uang, mewujudkan pemilih cerdas,  serta megawal pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
     
Sementara itu, Dosen Magister Ilmu Pemerintahan UMY Erni Zuhriyati saat menjadi narasumber pada kegiatan itu mengatakan agar ada komitmen dari kader demokrasi untuk menolak politik uang dan memilih pemimpin yang berkualitas pada Pemilu 2019.
       
Selain itu, menurut dia, pemilu menjadi sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik dan gerakan sosial memiliki peranan penting dalam mewujudkan suksesnya Pemilu yang berintegritas dan bermartabat. 
     
"Pemerintah daerah punya peran dan berkewajiban menyukseskan Pemilu 2019, hal ini akan kami kawal bersama Forkompinda (forum komunikasi pimpinan daerah)," kata Asisten Pemerintahan Pemkab Bantul Helmi Jamharis.
     
Helmi mengatakan, bahwa Pemilu sebagai perwujudan demokrasi yang sudah diamanatkan untuk membentuk ketatanegaraan Indonesia. Dan Pemilu di Indonesia sudah dilaksanakan dengan baik, diantaranya dengan langsung, umum , bebas dan rahasia (LUBER).
       
Ia mengatakan, sejak 2014 peserta pemilu di Indonesia sudah cukup partisipatif yaitu sekitar 84 persen, kemudian pada Pemilu 2009 turun menjadi sekitar 71 persen, sementara pada tahun 2014 sekitar 81 persen. Sedangkan di Bantul partisipasi pemilih rata-rata angkanya di atas rata-rata nasional.
     
"Untuk itu kami mengajak para kader demokrasi untuk bisa menjadi agen-agen perubahan untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat dalam memilih dan mengajak masyarakat jangan sampai golput (tidak memilih)," katanya.