Pemkab antisipasi sapi gelonggongan masuk Bantul

id Sapi kurban

Pemkab antisipasi sapi gelonggongan masuk Bantul

Petugas sedang memeriksa hewan kurban di Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengantisipasi sapi gelonggongan atau yang tidak sehat masuk ke daerah ini agar tidak dijadikan sebagai hewan kurban pada Idul Adha 1439 Hijriah. 
     
"Untuk (sapi) gelonggongan Insya Allah tidak masuk di Bantul, karena sudah diantisipasi melalui beberapa pengawasan oleh petugas kesehatan hewan kita," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Minggu. 
       
Menurut dia, pengawasan hewan ternak yang masuk ke Bantul diantaranya bisa dilakukan melalui UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Segoroyoso milik pemerintah daerah dan masing-masing UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang tersebar di hampir semua kecamatan se-Bantul.
     
"RPH kita di Segoroyoso Pleret itu buka pelayanan selama 24 jam sehari, sehingga kalau masyarakat ingin mengecek tentang kondisi sapi yang akan disembelih bisa melalui 10 puskeswan dan satu RPH, ini yang bisa kita lakukan," katanya.
     
Dengan demikian, lanjut Pulung, untuk menghindari kemungkinan sapi gelonggongan atau hewan yang sakit yang akan dijadikan sebagai hewan kurban pada Idul Adha nanti bisa memanfaatkan fasilitas tersebut, katanya.
     
 "Dan yang tidak kalah penting justru di sekitar 1.700 titik penjualan hewan kurban atau yang dari pasar-pasar tiban itu yang akan kita awasi secara cermat selama tiga minggu sampai hari H (Idul Adha). Saya kira itu yang kami lakukan," katanya.
     
Ia mengatakan, dalam pengawasan dan pemantauan hewan kurban di Bantul, pihaknya mengerahkan sebanyak 150 petugas baik dokter dan paramedis dari instansinya maupun bantuan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk disebar di wilayah Bantul. 
     
"Syarat sah hewan kurban yang penting itu sah secara syariat Islam maupun keehatan hewan, itu yang akan kita jaga dan kita mengerahkan sekitar 150 dokter dan paramedis bantuan dari Kedokteran Hewan UGM," katanya. 
     
Pulung mengatakan, instansinya juga melibatkan MUI (Majelis Ulama Indonesia) Bantul untuk melakukan diklat kepada 100 takmir masjid agar hewan yang disembelih memenuhi syarat syariat Islam dan konsumsi masyarakat terjaga.