Pemkab Kulon Progo kembangkan sentra ikan di Nanggulan

id Ikan

Pemkab Kulon Progo kembangkan sentra ikan di Nanggulan

Ilustrasi tempat pembudidayaan ikan air tawar di Sleman Yogyakarta. DOK (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww/16.)

Kulon Progo, (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan sentra produksi budi daya perikanan di Kecamatan Wates dan Nanggulan sebagai upaya mencukupi kebutuhan ikan di wilayah ini.

"Kulon Progo memiliki budi daya ikan di daratan yang bertempat di Triharjo, Kecamatan Wates dan Nanggulan," kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo di Kulon Progo, Rabu.

Ia mengatakan produksi budi daya ikan, seperti nila, gurami, dan lele memang untuk memenuhi kebutuhan ikan di wilayah ini dan menyuplai DIY. Sehingga Pemkab Kulon Progo, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mendorong masyarakat melakukan budi daya ikan.

"Kami mendorong masyaratakat mengembangkan budi daya ikan berbasis kawasan supaya mudah dalam manajemen, pengawasan dan pendampingan," katanya.

Sementara itu, Kepala DKP Kulon Progo Sudarna mengatakan potensi perikanan budi daya di Kulon Progo ditunjukkan dengan adanya jumlah pokdakan dengan total 354 kelompok, 169 kelompok pemula, 160 kelompok madya dan 25 kelompok utama.

Dari beberapa kelompok tersebut, sudah terbentuk adanya sentra budi daya perikanan. Pengembangan sentra budi daya ini dilakukan pula oleh DKP Kabupaten Kulon Progo dengan mengembangkan konsep Kawasan Sentra Produksi Perikanan (KSPP) di Desa Triharjo Kecamatan Wates dengan nama KSPP Mino Harjo Manunggal.

"Di KSPP tersebut terdapat kolam dari 12 kelompok dengan luasan 1,25 hektare. Dinas Kelautan dan Perikanan juga mengupayakan kegiatan budi daya ikan yang baik (CBIB) dan perbenihan ikan yang baik (CPIB)," katanya.

Ia mengatakan 3 tahun lalu, DKP membuat program perikanan budi daya tersebar kecil-kecil, sekarang dikonsentrasikan pada titik tertentu yang potensial untuk pengembangan.

"Harapan kami dengan pengembangan kawasan sentra produksi budi daya perikanan menjadi skala usaha," ungkapnya.

Dia menjelaskan lokasi kawasan sentra produksi perikanan di Wates seluas 1,3 hektare sudah terbangun. Dia memerinci minimal mampu memproduksi 800 kg per hari, baru disebut kawasan produksi lele dalam kawasan tertentu.

Produksi ikan gurami mencapai 600 kg per bulan, kemudian nila 10 ton per siklus karena mengarah pada mina padi. "Program pengembangan kawasan sentra produksi perikanan sudah berjalan ua tahun," ucapnya.

Leo mengutarakan pengembangan kawasan sentra produksi perikanan tidak memerlukan lahan yang luas. Namun, perlu adanya peningkatan daya produktivitas dengan padat tebar. Saat ini, produktivitas ikan budi daya masih rendah. Saat ini, pembudi daya hanya menebar 100 sampai 150 ekor per meter kubik.(KR-STR).

(T.KR-STR)