Penggunaan Bahasa Jawa dalam keseharian terancam luntur

id Wabup Bantul

Penggunaan Bahasa Jawa dalam keseharian terancam luntur

Wakil Bupati Bantul, DIY Abdul Halim Muslih (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antara)  - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengatakan penggunaan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat terancam luntur karena kurang dilestarikan.
    
"Kalau kita tidak hati-hati dalam jangka panjang bahasa jawa pun mengalami tantangan karena regenerasi masyarakat yang setia menggunakan Bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari itu kan semakin luntur," katanya di Bantul, Rabu.
    
Menurut dia, tantangan yang dimaksud adalah hilangnya budaya di masyarakat dalam menggunakan Bahasa Jawa terutama Jawa Krama, seperti bahasa daerah di Indonesia lainnya yang makin ditinggalkan masyarakatnya.
    
"Kita lihat saja anak muda kita, anak-anak kita yang kesehariannya itu semakin sedikit yang menggunakan Bahasa Jawa, ini menunjukkan ada degradasi penurunan kesetiaan menggunakan Bahasa Jawa," katanya.
    
Oleh sebab itu, kata dia, Bahasa Jawa yang merupakan warisan budaya Adiluhung karena telah digunakan masyarakat Jawa terdahulu perlu terus dilestarikan, sebagai ciri khas daerah itu sesuai tata nilai budaya setempat.
    
"Jika ini (penurunan kesetiaan menggunakan Bahasa Jawa) dibiarkan dalam jangka panjang, maka saya khawatir akan bernasib sama seperti hilangnya beberapa bahasa daerah di Indonesia," kata Wabup Bantul.
    
Wabup menilai, upaya pemerintah daerah dalam melestarikan Bahasa Jawa di masyarakatnya adalah dengan memfasilitasi kegiatan maupun sarasehan yang mengarahkan generasi muda semakin cinta dan menggunakan bahasa daerah itu.
    
"Dan mestinya Danais (Dana Keistimewaan) itu nanti bisa difokuskan pada salah satu diantaranya adalah penguatan Bahasa Jawa di lingkungan generasi muda dan anak-anak kita, ayo semuanya berbahasa jawa," katanya.