Bantul (Antaranews Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan peralatan early warning system atau EWS yang dipasang di beberapa titik rawan bencana tanah longsor itu bukan menjadi alat utama deteksi kejadian.
"Kaitannya dengan bencana longsor di Bantul itu di beberapa titik sudah dipasangi EWS (early warning system), namun EWS itu hanya alat perantara, karena yang paling afdol itu pemantauan langsung oleh masyarakat," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Rabu.
Menurut dia, EWS atau sistem peringatan dini merupakan alat dengan teknologi yang harus terus diperhatikan kondisinya, karena itu terkadang alat tersebut dalam kondisi bagus juga kadang mengalami eror, sehingga alat tidak berfungsi.
"Ini yang justru menjadi kesalahan informasi, jangan sampai ketergantungan alat menjadi kebiasaan masyarakat, apalagi yang namanya teknologi itu peka, manaka ada tanah bergeser sedikit alat bekerja, padahal hanya biasa," katanya.
Dwi mengatakan, justru yang paling utama dalam mendeteksi dini kejadian tanah longsor itu adalah dengan pemantauan langsung oleh relawan, yang bertugas di pos pemantauan tanah longsor dan banjir yang dibentuk di 20 titik.
"Saya justru tekankan ke masyarakat, itu (EWS) bukan menjadi satu-satunya alat yang bisa untuk menyelamatkan, tetapi pantauan langsung ke masyarakat ke lokasi rawan bencana, ini yang lebih afdol," katanya.
Dwi mengatakan, alat EWS untuk tanah longsor di wilayah Bantul telah terpasang di tiga titik, yang semuanya merupakan bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Tiga wilayah itu adalah di Tambalan Piyungan, Desa Wonolelo Pleret dan Selopamioro Imogiri.
"Karena alat itu bantuan dari provinsi sistem kita juga baru belajar, tetapi sambil proses belajar itu pos pantau tetap kita tekankan pada kearifan lokal dengan memantau secara langsung ke lokasi," katanya.
Menurut dia, petugas bisa melihat tanda-tanda potensi bencana itu, misalnya juga kalau terjadi hujan ekstrim, segera menginformasikan ke masyarakat sekitar untuk mennggalkan lokasi." Kalau sudah tidak hujan bisa kembali, itu yang paling efektif kurangi risiko," katanya.
Berita Lainnya
Tiga warga tertimbun longsor, kini tengah dicari
Jumat, 26 April 2024 10:02 Wib
Lima RT di Jakarta Selatan banjir
Kamis, 25 April 2024 9:13 Wib
12 rumah warga tertimbun longsor
Minggu, 21 April 2024 10:45 Wib
38 rumah warga rusak diterjang angin kencang
Jumat, 19 April 2024 20:40 Wib
BPBD DIY meningkatkan pencegahan kecelakaan laut di Pantai Selatan
Jumat, 19 April 2024 14:03 Wib
Pelaku wisata antisipasi bencana hidrometeorologi saat libur Lebaran 2024
Sabtu, 6 April 2024 17:22 Wib
BPBD Bantul meningkatkan kesiapsiagaan potensi cuaca ekstrem Lebaran
Kamis, 4 April 2024 16:52 Wib
40 RT dan lima ruas jalan tergenang banjir
Kamis, 4 April 2024 5:53 Wib