Yogyakarta mewaspadai potensi peningakatan DBD di awal pancaroba

id DB,demam berdarah, pancaroba

Yogyakarta mewaspadai potensi peningakatan DBD di awal pancaroba

Ilustrasi - Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat menyampaikan paparan terkait kasus DB usai penyebaran nyamuk aedes aegypti yang sudah mengandung bakteri wolbachia (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta meminta seluruh warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan kasus demam berdarah pada awal musim pancaroba hingga berakhirnya musim hujan, terlebih Yogyakarta adalah wilayah endemis penyakit tersebut.

“Dari grafik kasus demam berdarah (DB) dapat diketahui terjadi kenaikan kasus saat musim pancaroba hingga musim hujan. Oleh karenanya, warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan di awal musim pancaroba,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Selasa.

Pada tahun lalu saat tidak terjadi kemarau panjang, Endang menyebut, sudah terjadi kenaikan kasus demam berdarah sejak Oktober dan terus meningkat pada November serta Desember dan mencapai puncaknya pada April atau Mei.

“Namun kondisi pada tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya karena musim kemarau berjalan cukup panjang dan cenderung kering. Belum terlihat kenaikan kasus pada Oktober,” katanya.

Hingga akhir pekan lalu, jumlah kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta tercatat 444 kasus dengan satu kasus kematian yang terjadi pada Februari.

Kegiatan pengasapan di wilayah akibat terjadi penularan DB juga tidak terlalu banyak, yaitu hanya satu kali pada Juli dan Agustus, sedangkan pada bulan ini baru dilakukan dua kali kegiatan pengasapan.

Meskipun jumlah kasus DB hingga saat ini cenderung sedikit, namun Endang mengatakan, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk harus tetap dilakukan, termasuk menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak ada barang yang bisa menampung air dan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.

Masyarakat yang mengalami gejala demam tinggi juga diminta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. “Demam tidak boleh disepelekan. Harus segera diperiksakan sehingga bisa ditangani lebih cepat,” katanya.

Berdasarkan wilayah, Kecamatan Umbulharjo menjadi wilayah dengan prevalensi demam berdarah yang cukup tinggi karena wilayahnya luas dengan jumlah penduduk yang cukup padat.

Sedangkan selama musim kemarau, Endang menyebut penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) menjadi penyakit yang cukup banyak diderita warga. “Saat perubahan musim, potensi penyakit ini pun masih cukup tinggi. Pola hidup bersih dan sehat harus terus dilakukan,” katanya.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024