Realisasi produksi perikanan di Kulon Progo mencapai 18.683 ton

id Produksi perikanan,DKP Kulon Progo,Kulon Progo

Realisasi produksi perikanan di Kulon Progo mencapai 18.683 ton

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Sudarna. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Realisasi produksi perikanan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 18.683 ton atau 117,34 persen dari target sebanyak 15.923 ton pada 2019 yang ditopang produksi perikanan budi daya sebanyak 16.658 ton.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Selasa, mengatakan target produksi pada 2019 sebanyak 15.923 ton terdiri atas perikanan budi daya sebanyak 13.250 ton dan perikanan tangkap 2.673 ton.

Target tersebut sebelum dilakukan perubahan, setelah dilakukan perubahan target diubah yakni perikanan budi daya sebanyak 13.923 ton, dan tangkap 2.000 ton.

"Setiap tahun, target perikanan tangkap tidak pernah tercapai, sehingga posisi diubah, tetapi target total 2019 tetap sebesar 15.923 ton. Realisasinya, perikanan tangkap sebanyak 2.025 ton atau 101 persen dan perikanan budi daya sebanyak 16.658 ton atau 119 persen," kata Sudarna.

Ia mengatakan Kulon Progo dari sisi perikanan budi daya baik dari fasilitasi pemerintah maupun mandiri masyarakat sudah bangkit. Terlepas dari masalah berada di zona peruntukan atau tidak. Faktanya, produksinya banyak, yakni produksi udang di kawasan pesisir selatan sepanjang Pantai Trisik ke barat sampai pemecah ombak Pelabuhan Tanjung Adikarto.

"Tambak udang ini menyumbang produksi sangat tinggi, dan bisa dilihat faktanya, lebih dari 50 persen produksi budi daya perikanan disumbang dari tambak udang," katanya.

Sudarna mengatakan DKP Kulon Progo mengembangkan luas usaha, artinya kelompok tidak boleh hanya mengandalkan fasilitas bantuan dari pemerintah, tapi juga memgembangkan. DKP juga mengajari pelaku budi daya mengintensifkan budi daya ikan.

"Dengan indokator adanya penambahan produktivitas dengan padat tebar," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Sudarna. (Foto ANTARA/Sutarmi)


Ia mengakui ada fenomena baru di Kulon Progo, yakni petambak udang di Desa Sindutan, Kecamatan Temon, yang awalnya melakukan budi daya udang beralih ke budi daya nila. Pangsa pasar nila terbuka lebar, baik di Kulon Progo dan luar daerah.

"Mereka hanya meminta fasilitasi kincir. Budi daya nila dengan menggunakan kincir sangat mempercepat produksi," katanya.