Diskominfo Kulon Progo membantu promosi objek wisata berbasis masyarakat

id objek wisata,Diskominfo Kulon Progo,Pantai Klayar

Diskominfo Kulon Progo membantu promosi objek wisata berbasis masyarakat

Pengunjung menikmati matahari terbenam di Pantai Klayar, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membantu mempromosikan potensi objek wisata berbasis masyarakat seperti yang dilaksanakan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, karena mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan menyumbang pendapatan asli daerah.

Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik dan Statistik ( IKPS) Dinas Komunikasi dan Informatika Kulon Progo Bambang Susilo di Kulon Progo, Rabu, mengatakan Diskominfo melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Pacitan untuk belajar mengelola objek wisata berbasis masyarakat.

"Di Pacitan, Disparpora mengelola 19 destinasi wisata, 10 destinasi di antaranya dikelola oleh masyarakat dan mampu menyedot banyak wisatawan serta menggerakkan ekonomi masyarakat. Kabupaten Kulon Progo memiliki lebih dari 20 destinasi wisata yang dikelola oleh masyarakat. Kami optimistis mampu menggerakkan ekonomi masyarakat," kata Bambang.

Ia mengatakan Diskominfo Kulon Progo akan mendampingi pengelola objek wisata berbasis masyarakat, khususnya dalam promosi. Kulon Progo menjadi kabupaten yang strategis menjadi sasaran utama kunjungan wisatawan dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta.

"Kami belajar bahwa promosi juga kunci utama dalam percepatan pengembangan objek wisata. Diskominfo yang sedang mengembangkan smartcity akan menjadi modal mendukung promosi objek wisata," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pacitan T. Andi Faliandra mengatakan pariwisata di Pacitan bangkit pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada awalnya, SBY memperkenalkan Pantai Klayar dengan Seruling Samudranya. Hal ini kemudian menjadi titik balik beralihnya sumber pendapatan dari sektor pertanian lahan kering menjadi sektor pariwisata.

Saat ini, di Pacitan sudah ada 19 objek wisata yang sudah bisa menerima wisatawan. Dari jumlah ini, sembilan lokasi dikelola oleh pemkab dan sisanya dikelola pemerintah desa dan swasta.

"Kami memang mendorong destinasi wisata di Pacitan berbasis masyarakat. Hal ini sangat bisa membantu pertumbuhan ekonomi desa," kata Andi.

Ia mengatakan secara keseluruhan sektor pariwisata sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Sekarang ini sektor wisata menjadi penyumbang PAD nomor dua setelah rumah sakit dan yang pertama dari sisi pemanfaatan.

Pada tri wulan pertama 2020 ini, PAD wisata mampu mencapai angka 32 persen dari target 25 persen dari total target pendapatan Rp16,5 miliar. Baru pada akhir Maret terjadi pandemi COVID-19 yang berdampak pada seluruh sektor kehidupan. Banyak yang harus tutup, demi mencegah penyebaran COVID-19.

"Hampir tujuh bulan kami menutup obyek wisata. Kami baru mulai melakukan simulasi pembukaan pada 28 September 2020. Sebelumnya, objek wisata dan pendukungnya harus melalui tahapan pra simulasi. Pada tahapan ini, pengelola objek wisata dan pendukungnya seperti restoran dan hotel harus memperoleh protokol kesehatan berdasarkan standar dari Kementerian Kesehatan dan juga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," katanya.