Kulon Progo (Antara) - Realisasi produksi perikanan tangkap di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru mencapai 962 ton dari target sebanyak 1.500 ton pada 2017.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Kamis, mengatakan produksi Januari sampai September biasanya belum optimal karena tinggi gelombang.
"Produksi perikanan tangkap akan banyak sekitar Oktober sampai Februari 2018. Kami optimistis, target 1.500 ton akan teralisasi," kata Sudarna.
Ia mengakui rendahnya produksi perikanan tangkap di Kulon Progo dipengaruhi oleh musim, dan gelombang laut. Selain itu, latar belakang nelayan juga mempengaruhi hasil tangkapan. Nelayan Kulon Progo mayoritas merupakan petani.
"Kalau hasil tangkapan ikan tidak banyak, mereka beralih menanam melon, semangka dan cabai, serta budi daya udang. Kalau caua bagus, dan hasil tanggapan peluang banyak, mereka beralih menjadi nelayan," katanya.
Sudarna mengatakan hasil tangkapan ikan nelayan Kulon Progo saat ini berupa bawal putih dan lobster yang ukuran besar. Bawal tangkapan nelayan ukurannya 500 gram, begitu juga lobster ukuran 500 gram. Harga bawal dan lobster paling rendah Rp500 ribu per kg.
"Satu kapal per hari bisa memangkap lebih dari 10 kg. Hasil tangpan mereka sangat bagus," katanya.
Ketua kelompok nelayan Ngudi Mulyo Pantai Glagah, Supriyanto Nugroho mengatakan setiap harinya ada sembilan kapal tempel yang melaut, mulai pagi hingga siang, dan hasil tangkapan nelayan berupa ikan bawal putih, lobster, serta udang.
Harga bawal putih kualitas satu mencapai Rp200 ribu per kg. Sedangkan harga lobster Rp500.000 per kilogram.
"Hasil tangkapan ikan nelayan biasanya langsung dibeli tengkulak dari Purworejo (Jawa Tengah), yang kemudian dijual ke supermarket di wilayah Jawa Tengah, dan Yogyakarta," kata Supriyanto.
Menurut dia, dengan kemampuan kapal tempel yang melaut kurang dari lima mil ini, menyebabkan hasil tangkapan ikan tidak maksimal. Padahal, ikan di perairan Samudra Hindia sangat banyak, dan melimpah. Ikan yang paling banyak adalah bawal, udang, layur, dan tuna.
"Kami berharap, ada keseriusan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo membantu nelayan untuk memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di wilayah pesisir," katanya.
(KR-STR
Berita Lainnya
Gunungkidul tebar benih ikan di empat telaga jaga ekosistem
Kamis, 25 April 2024 14:57 Wib
Produksi ikan konsumsi di Sleman capai 55.045 ton
Selasa, 23 April 2024 15:12 Wib
DKP Gunungkidul menebar 20.000 ekor benih ikan di perairan umum
Selasa, 23 April 2024 14:12 Wib
Cegah kematian, konsumsi ikan sarden dan teri
Minggu, 14 April 2024 14:42 Wib
DKP Gunungkidul pantau titik pendaratan ikan guna memastikan stok ikan
Senin, 1 April 2024 20:28 Wib
Ingin tetap sehat-bugar, simak kiat milih makanan berbuka dan sahur
Senin, 25 Maret 2024 10:29 Wib
Hilang kontak, kapal bermuatan tujuh ton ikan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:23 Wib
DKP Kulon Progo mengawasi penjualan olahan ikan di Pasar Jagalan
Kamis, 14 Maret 2024 15:14 Wib