Bantul (Antaranews Jogja) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengharapkan organisasi kepemudaan Karang Taruna bisa menjadi pegiat kebudayaan di desanya sehingga turut melestarikan budaya daerah.
"Harapan saya, karang taruna ini bisa menjadi pioner atau pegiat kebudayaan di masing-masing desa, karena karang taruna ini punya jaringan sampai tingkat desa," katanya usai menghadiri sarasehan Pengembangan Desa Budaya di Bantul, Selasa.
Menurut dia, dengan menjadi pioner atau pegiat kebudayaan sebagai implementasi Undang-Undang Desa dan UU Keistimewaan Yogyakarta itu, maka masyarakat terutama desa budaya terus tergerak untuk melestarikan budaya itu.
"Harapannya kemudian kita bisa merekomendasi bentuk-bentuk kegiatan yang akan didanai dengan Danais (Dana Keistimewaan), apalagi kebudayaan Yogyakarta itu setelah kita buka ada 14 tata nilai budaya," katanya.
Pihaknya juga berharap, kebudayaan jangan dimaknai sempit berupa pertunjukan seni maupun tradisi, yang hal itu merupakan bagian sangat kecil kebudayaan, namun dalam arti luas yang bisa menyerap anggaran danais.
Wabup Bantul mengatakan, tantangan nyata dalam melestarikan kebudayaan Yogyakarta yaitu budaya kapitalisme, hedonisme dan egoisme atau faham mementingkan diri sendiri. Budaya itu bisa menghilangkan nilai-nilai kegotongroyongan dan pertolongan kepada sesama.
"Padahal ini adalah kebudayaan adiluhung yang membuat kita eksis sebagai bangsa Indonesia, contohnya dalam hal mitigasi bencana di DIY itu lebih cepat, itu karena kita punya kebudayaan tolong menolong dan gotong royong," katanya.
Selain itu, kata Wabup, ada ada tradisi antartetangga untuk saling bantu-membantu mendirikan rumah yang menjadi korban, sehingga upaya revitalisasi kerusakan karena dampak bencana itu lebih cepat ketimbang daerah lain.
"Dan kecepatan ini tingkatnya tidak hanya nasional, tapi level dunia, saya katakan begitu karena ada beberapa negara tetangga yang ingin studi banding ke kita tentang bagaimana memulihkan kerusakan pascabencana itu," katanya.
"Jadi mereka studi banding bagaimana Bantul bisa melakukan merevitalisasi dampak bencana dengan cepat, padahal kita punya apa-apa, alat berat, eskavator tidak punya, akan tetapi kekuatannya ada pada budaya," katanya.
Berita Lainnya
Pengasuh Ponpes Krapyak Bantul menyerukan jaga persatuan usai Pemilu 2024
Jumat, 26 April 2024 14:32 Wib
Program Padat Karya di Bantul diproyeksikan serap 8.000 tenaga kerja
Jumat, 26 April 2024 11:40 Wib
Bawaslu Bantul mengawasi pembentukan anggota PPK untuk Pilkada 2024
Kamis, 25 April 2024 18:12 Wib
KPU Bantul buka pendaftaran PPK Pilkada 2024
Kamis, 25 April 2024 13:18 Wib
Bupati Bantul sebut otonomi daerah untuk kesejahteraan dan demokrasi
Kamis, 25 April 2024 13:16 Wib
Pemkab Bantul serahkan sertifikat hasil konsolidasi tanah kepada warga
Rabu, 24 April 2024 18:51 Wib
Usaha lansia pengrajin tas rajut di Bantul, DIY, peroleh bantuan
Rabu, 24 April 2024 5:23 Wib
Bawaslu Bantul melakukan pembentukan panwascam untuk Pilkada 2024
Selasa, 23 April 2024 19:12 Wib