Gunung Kidul berikan bantuan UPPO kepada tiga kelompok tani

id Kelompok tani,Pupuk kandang,UPPO,Kementan,Gunung Kidul

Gunung Kidul berikan bantuan UPPO kepada tiga kelompok tani

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnubroto. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul merupakan gudang ternak sapi di DIY, sehingga perlu ada dukungan dukungan pakan ternak sapi.
Gunung Kidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan bantuan unit pengolah pupuk organik (UPPO) kepeda tiga kelompok tani dalam rangka mendukung ketersediaan pakan ternak di wilayah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnubroto di Gunung Kidul, Kamis, mengatakan Gunung Kidul merupakan gudang ternak sapi di DIY, sehingga perlu adanya dukungan pakan ternak sapi.

"Untuk itu, Kementerian Pertanian memberikan stimulan bantuan kepada kelompok tani (poktan), yang dikelola secara swadaya berupa Unit Pengolah Pupuk Organik untuk produksi pupuk kandang sebagai pupuk dasar tanaman. Harapannya, pupuk kandang ini mampu mempercepat pertumbuhan pakan ternak," kata Bambang.

Baca juga: Gunung Kidul imbau perantau tidak mudik

Ia mengatakan tiga kelompok tani yang mendapat bantuan, yakni Kelompok Tani Karangjambu, Peron, Bleberan, Playen; Kelompok Tani Karangrejo, Sawahan 2, Bleberan, Playen, dan Kelompok Tani Ngudi Rejeki, Bandung, Bandung, Playen.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan pupuk kandang yang akan diproduksi adalah pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan (kohe) merupakan bahan utama kesuburan lahan pada setiap musim tanam.

Kebutuhan pupuk kandang atau kompos setiap tahunnya selalu bertambah, sehingga beberapa kelompok tani berharap mendapatkan bantuan unit pengolah pupuk organik (UPPO) untuk mencukupi kebutuhan pupuk kompos bagi anggotanya atau untuk usaha produksi dan dipasarkan.

"Kami berharap kelompok tani segera dapat mewujudkan pembangunan UPPO yang terdiri dari kandang sapi komunal, rumah kompos, kantor UPPO, mesin APO, motor roda tiga sebagai alat transportasi barang yang dikerjakan secara swakelola," kata Bambang.

Bambang mengatakan jika UPPO sudah berproduksi hendaknya pupuk kompos yang dihasilkan untuk pemenuhan kebutuhan pupuk organik di desanya dahulu. Kemudian setelah surplus produksinya bisa dipasarkan keluar.

"Hal ini dimaksudkan untuk pembenahan lahan di Gunung Kidul agar lebih terjaga kesuburannya," katanya.

Baca juga: Dinkes: Dua warga Gunung Kidul positif COVID-19 tanpa gejala

Menghadapi musim kemarau, ia menimbau kepada petani, atau kelompok untuk segera mengolah lahan dan percepatan tanam di musim kedua dengan menanam padi di daerah sumber air dan palawija berumur pendek di daerah tergantung curah hujan.

Petani juga diminta menyimpan sebagian hasil panen musim pertama sebagai cadangan pangan ke depan.

"Persiapan datangnya musim kemarau pada dasa harian ke 3 April 2020 dengan penyiapan pompa air yang dimiliki," katanya,

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daera (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul, Edy Basuki mengatakan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bulan depan mulai musim kemarau.

“Tahun ini musim kemarau diprediksi akhir Mei atau awal Juni,” katanya.