Bantul butuh rambu penunjuk arah desa wisata

id rambu wisata

Bantul butuh rambu penunjuk arah desa wisata

Petunjuk arah ke objek wisata Pantai Baru Bantul, (Foto yogyakarta.panduanwisata.com)

Bantul (ANTARA Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih membutuhkan tambahan rambu-rambu penunjuk arah ke sejumlah desa wisata di daerah itu.

"Desa wisata di Bantul cukup banyak, namun rambu penunjuk arahnya masih minim, sehingga kami masih membutuhkan tambahan rambu itu," kata Kasi Promosi dan Bimbingan Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul Bambang Priharyanto, Sabtu.

Menurut dia, di Bantul ada 26 desa wisata, akan tetapi belum semuanya terdapat rambu penunjuk arah, terutama desa wisata yang lokasinya jauh dari jalan raya. "Berbeda dengan desa wisata yang dekat pusat pemerintah kabupaten," katanya.

Rambu penunjuk arah, kata dia, penting untuk mempermudah wisatawan berkunjung. "Juga untuk mengenalkan objek wisata lain ke wisatawan, yang awalnya tidak berencana berkunjung, saat melihat penunjuk arah itu, bisa jadi tertarik," katanya.

Ia mengatakan untuk menambah rambu penunjuk arah desa wisata tersebut, pihaknya melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk terus mengupayakan secara bertahap tiap tahun, karena memang anggaran yang minim.

"Tahun lalu kami juga menambah rambu di sejumlah titik di Jalan Parangtritis yakni menuju Desa Wisata Tembi dan Desa Srihardono, kemudian di Jalan Imogiri Timur menuju Desa Wisata Puton, Desa Wisata Wukirsari dan Karangtengah serta Desa Wisata Kebonagung," katanya.

Diharapkan, kata dia, sejumlah penambahan rambu-rambu tersebut bisa membantu para wisatawan menemukan objek wisata sekaligus promosi wisata.

Sementara itu, perajin batik kayu di Desa Wisata Krebet, Sendangsari, Kemiskidi mengatakan keberadaan sentra ini belum begitu terpromosikan, karena penunjuk arah yang ada masih belum memadai.

Ia mengatakan untuk menuju ke sentra yang lokasinya berada di wilayah perbukitan di Kecamatan Pajangan ini wisatawan harus melewati sekitar 10 persimpangan, akan tetapi belum semua terpasang rambu penunjuk arah.

"Kira-kira baru ada empat sampai lima persimpangan yang terdapat rambu-rambu, lainnya belum terpasang. Padahal rambu ini penting untuk menuntun wisatawan yang ingin berbelanja kerajinan," katanya.

Menurut dia, terdapat sebanyak 45 sanggar kerajinan di rumah masing-masing perajin yang berjajar di sepanjang sentra. Berbagai kerajinan batik kayu diantaranya gantungan kunci, wayang, hiasan interior, patung kayu mini dan topeng kayu.

(KR-HRI)