Gunung Kidul tidak miliki "early warning system" bencana tsunami

id gempa tsunami

Gunung Kidul tidak miliki "early warning system" bencana tsunami

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DIY dan Kabupaten Gunung Kidul menggelar gladi penanggulangan bencana alam gempa bumi berpotensi tsunami di Pantai Baron, yang diikuti oleh warga sekitar pantai dan pengunjung. (Foto ANTARA/Mamiek)

Gunung Kidul (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mempunyai "Early Warning System" untuk bencana tsunami, sejauh ini hanya mengandalkan forum-forum relawan untuk menjaga kewaspadaannya.
     
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Junat, mengakui tak mempunyai alat peringatan dini, hanya info ke grup komunitas yang sudah dilatih.
     
"Ada komunitas yang sudah dilatih Untuk kesiapsiagaan dan komunikasi kewaspadaannya terhadap gempa, tsunami, gelombang tinggi," kata Edy Basuki.
     
Ia mengatakan sebenarnya punya EWS kejadian Gelombang Pasang Pantai Selatan Gunung Kidul pada 24 -25 Juli 2018 memicu sejumlah kerusakan. Merusak tujuh unit Early Warning System (EWS) bencana tsunami di Gunungkidul, 3 diantaranya hilang yakni Pantai Siung, Drini, dan Wediombo.
     
Sementara untuk 4 rusak berat di Pantai Kukup, Ngrenehan, Sepanjang dan sundak. "Sudah tidak bisa digunakan semuanya, aset EWS rusak semua. Forum atau komunitas yang ada di tepi pantai itu ketika mendapatkan informasi akan diteruskan ke warga sekitarnya, supaya bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat timbulnya bencana," katanya.
     
Edy mengatakan selain berkoordinasi dengan forum atau komunitas yang ada, juga instansi terkait lainnya. Seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta. Selain itu, terkait rusaknya EWS tsunami sudah melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku pemilik EWS.
     
"Kerusakan itu sudah kami laporkan ke BNPB, tapi belum ada tanggapan sampai sekarang. Ada juga yang rusak karena korosi," katanya.
     
Dia berharap ada bantuan dari pusat untuk pengadaan alat. Sebab, dirasakan sangat penting. "Tentu perlu dipikirkan penganggaran ini baik dari APBD maupun dari APBN. Atau dari bantuan masyarakat," katanya.
     
Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Gunung Kidul Marjono mengatakan kerusakan EWS cukup mengganggu kinerja dalam memberikan peringatan dini kepada pengunjung. Sebab, tower EWS yang ada berfungsi untuk memberikan pengumuman kepada pengunjung jika terjadi gelombang tinggi ataupun peristiwa lainnya. 
     
"Semoga segera diperbaiki. EWS di kawasan pantai sangat dibutuhkan untuk mengantipasi adanya peringatan gempa dan tsunami," katanya.