Pemkab Bantul tingkatkan akses jalan alternatif penghubung dua kabupaten

id Pengaspalan jalan di Piyungan ,Tingkatkan akses jalan penghubung ,Infrastruktur perdesaan

Pemkab Bantul tingkatkan akses jalan alternatif penghubung dua kabupaten

Pengaspalan ruas Jalan Petir - Ngoro Oro di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA/HO-Kominfo Pemkab Bantul)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pengaspalan jalan pada ruas Jalan Petir - Ngoro Oro di Kecamatan Piyungan sebagai upaya meningkatkan akses jalan alternatif yang menghubungkan dua kabupaten yaitu Bantul dan Gunungkidul itu.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Minggu, mengatakan, sebagai jalur ekonomi yang menghubungkan Kabupaten Bantul dengan Gunungkidul, Pemkab berupaya memberikan akses yang memadahi seperti pembangunan infrastruktur Jalan Petir - Ngoro Oro sepanjang 345 meter.

"Pembangunan jalan dilakukan agar masyarakat memperoleh akses jalan yang memadai guna memajukan dan menguatkan perdagangan, pertanian, pariwisata, pendidikan dan kesehatan," katanya.

Dia mengatakan, pengaspalan jalan tersebut yang dimulai pada Sabtu (12/8) itu menjadi prioritas karena jalan tersebut sebagai jalan alternatif penghubung dua kabupaten. Pembangunan akan terus dilanjutkan di tahun depan karena masih ada beberapa meter lagi yang harus diperbaiki.

"Saat ini perdesaan di Kabupaten Bantul ini telah tumbuh menjadi sentra sentra industri rakyat. Sehingga jalan ini akan lebih menjamin transportasi dan distribusi barang maupun jasa," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa, pembangunan infrastruktur jalan tujuannya adalah untuk mendorong bangkitan bangkitan ekonomi di perdesaan agar mampu meningkatkan produksi industri masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul Aris Suharyanta mengatakan, tahun depan akan diperbaiki kembali jalan Petir - Ngoro Oro karena masih ada beberapa meter yang belum diperbaiki hingga perbatasan Gunungkidul.

Dia mengatakan, banyaknya titik kerusakan jalan maupun yang berlubang karena memang selama pandemi COVID-19 tidak ada kegiatan pembangunan infrastruktur, karena ada kebijakan refokusing anggaran untuk dialihkan penanganan pandemi saat itu.

"Semua anggaran untuk infrastruktur dialihkan untuk menyelamatkan warga Bantul dari bahaya COVID-19. Setelah pandemi, kini kami memperbaiki banyak jalan," katanya.