Sleman (Antara Jogja) - Seorang warga Dusun Kabunan, Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Agus Susanto berhasil mendirikan dan mengelola bank sampah dengan ratusan nasabah untuk membantu mengatasi masalah limbah rumah tangga.
"Selain dapat membantu mengatasi masalah sampah limbah rumah tangga, bank sampah ini juga memiliki nilai ekonomis dan bisa menjadi tambahan pemasukan warga," kata Direktur Bank Sampah Agus Susanto, Kamis.
Menurut dia, awalnya pembuatan bank sampah ini karena saya merasa prihatin terhadap banyaknya sampah yang berserakan di sekitar lingungan dusun.
"Saya kemudian mencoba cari informasi mengenai bagaimana mendirikan tepat yang dapat menerima dan mengolah sampah limbah rumah tangga," katanya.
Ia mengatakan, dari informasi seorang temannya, dirinya kemudian mendapat ide untuk mendirikan bank sampah.
"Saya kemudian mengajak beberapa warga setempat untuk merintis bank sampah ini. Saya juga mendorong warga lainnya untuk ikut berperan aktif menjadi nasabah bank sampah," katanya.
Agus mengatakan, para nasabah ini nantinya akan bekerja mengumpulkan sampah rumah tangganya sendiri atau mengajak warga lainnya untuk mau turut serta.
"Saat ini kami telah memiliki sekitar 170 nasabah yang rutin menyetor sampah limbah rumah tangga," katanya.
Ia mengatakan, untuk mendukung kelancaran operasional, dirinya juga membuat gedung kantor yang representatif serta strruktur perusahaan seperti bank komersil pada umumnya.
"Struktur kepengurusan kerja meliputi direktur, wakil direktur, sekretaris, bendahara, dan teller atau koordinbator yang bertugas menerima limbah sampah dari warga," katanya.
Ia mengatakan, sampah yang diterima bank inipun berbagai macam dari sampah plastik, logam bahkan kaca.
"Memang ada beberapa jenis sampah yang kami belum bisa mengolahnya seperti sampah residu dan sampah diapers bayi atau dewasa," katanya.
Sampah-sampah yang dieterima dari warga tersebut, kata dia, kemudian didaur ulang menjadi berbagai barang yang memiliki nilai ekonomis.
"Limbah sampah rumah tangga tersebut kemudian didaur ulang untuk membuat berbagai asesoris seperti tas, kotak perhiasan, bross, bantal kursi dan lainnya," katanya.
(U.V001)
Berita Lainnya
Lulusan teknik lingkungan di Indonesia agar ambil sertifikasi insinyur
Sabtu, 27 April 2024 16:09 Wib
Pemuda Indonesia diajak suarakan isu lingkungan di dunia
Rabu, 24 April 2024 16:01 Wib
Masyarakat Indonesia diedukasi bahaya sampah plastik
Senin, 22 April 2024 8:07 Wib
DLH Sleman mempercepat pembangunan akses truk sampah ke TPST Sendangsari
Jumat, 19 April 2024 14:00 Wib
TPST Sendangsari Sleman mulai olah sampah jadi RDF
Kamis, 18 April 2024 16:28 Wib
DLH Gunungkidul mengerahkan 48 armada angkut sampah saat Lebaran
Rabu, 17 April 2024 7:42 Wib
Liverpool dibekuk Crystal Palace bak "sampah"
Senin, 15 April 2024 5:47 Wib
Pemkab Gunungkidul mengeluarkan edaran Gerakan Idul Fitri Tanpa Sampah
Kamis, 4 April 2024 19:16 Wib