Kulon Progo (Antara Jogja) - Harga beras di tingkat pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak stabil.
Lilik, pengusaha penggilingan padi di Desa Tuksono, Kulon Progo, Minggu, mengatakan bahwa sejak tiga hari terakhir, harga beras terus mengalami penaikan, dari Rp7.700,00 hingga Rp7.800,00 per kilogram menjadi Rp8.000,00--Rp8.500,00/kg.
Harga beras tidak stabil dan cenderung ada penaikan, menurut dia, disebabkan adanya isu Bulog akan membeli beras kualitas super atau premium.
"Kami berharap, Bulog segera menetapkan harga beras kualitas super, supaya tidak menimbulkan keresahan di tingkat usaha kecil dan pedagang," kata Lilik.
Selain itu, kata Lilik, kenaikan harga beras juga dipicu oleh hasil panen di beberapa sentra produksi padi turun. Setiap masa panen kedua, hasil produksi beras selalu mengalami penurunan dari 100 persen menjadi 70 persen.
Ia mencontohkan hasil produksi di Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Lendah, dan Galur sekitar 70--80 persen, sementara permintaan masyarakat akan beras relatif sangat tinggi.
"Kami kesulitan mendapatkan gabah dari petani Kulon Progo. Mereka tidak akan menjual hasil panen kedua karena untuk simpanan konsumsi harian. Mereka hanya menjual gabah untuk masa panen pertama atau panen raya," katanya.
Lilik memprediksi harga beras akan terus mengalami peningkatan hingga awal Januari 2016 atau saat memasuki panen pertama. Tingginya harga beras setiap tahun sudah dapat diprediksi, yakni mulai dari Oktober sampai awal Januari saat masa tanam padi pertama. Namun, kenaikan harga beras tahun ini di luar prediksi.
"Harga beras akan terus meningkat seiring dengan tingginya permintaan dan hasil panen yang turun," kata Lilik.
Pedagang beras di Kecamatan Sentolo Sugeng mengatakan bahwa harga beras terus mengalami penaikan sejak beberapa hari terakhir.
Ia membeli beras dari penggilingan berkisar Rp8.000,00--Rp8.500,00/kg. Harga ini mengalami penaikan antara Rp300,00/kg dan Rp500,00/kg.
"Kenaikan harga beras Rp300,00--Rp500,00/kg itu pengaruhnya sangat besar terhadap permintaan. Saat ini, permintaan masyarakat sangat tinggi. Namun, ketersediaan beras mulai menurun. Hal ini akan berdampak pada melambungnya harga beras dan kebutuhan lainnya," kata Sugeng.
(KR-STR)
Berita Lainnya
BRIN: Petani disarankan percepat tanam padi
Jumat, 3 Mei 2024 17:36 Wib
Kebutuhan beras program makan siang gratis dihitung ulang, pinta Ketua MPR RI
Sabtu, 27 April 2024 6:41 Wib
Pemerintah berlakukan HET beras medium Rp12.500/kg
Rabu, 24 April 2024 19:53 Wib
Jokowi: Bantuan pangan beras tergantung APBN
Kamis, 4 April 2024 12:55 Wib
Dinas Perdagangan Kulon Progo memastikan stok beras surplus 10.167 ton
Selasa, 2 April 2024 22:24 Wib
TPID sebut stok beras di Bantul aman jelang Lebaran
Selasa, 26 Maret 2024 20:00 Wib
Pemkab Gunungkidul menyalurkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah
Selasa, 26 Maret 2024 5:07 Wib
Sleman memberikan subsidi untuk beras dan telur
Senin, 25 Maret 2024 18:19 Wib