Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banglitbangtan Yogyakarta membuat sebuah inovasi penerapan teknologi pengelolaan lahan, air dan tanaman terpadu pada lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menggenjot hasil pertanian.
"Hasilnya para petani mengaku dapat meningkatkan jumlah panen mereka hingga dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu," kata Kepala Kepala (BPTP) Banglitbangtan Yogyakarta Joko Purnomo pada temu lapang dan panen raya di Bulak Lor Polaman, Desa Wareng, Kecamatan Wonosari, Senin.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai sumber pangan dunia pada tahun 2045 nanti, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian Gunung Kidul melakukan kegiatan kajian penerapan teknologi untuk peningkatan indeks pertanaman yang ada di area persawahan tadah hujan di Desa wareng, Kecamatan Wonosari.
Perluasan area lahan dan peningkatan rata-rata masa tanam adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas. Penerapan teknologi pengelolaan lahan, air dan tanaman terpadu pada lahan sawah tadah hujan tersebut dilakukan dengan memberikan pembinaan secara khusus pada kelompok tani yang ada.
"Para petani yang ada diberikan arahan mulai dari percepatan olah tanah, pemilihan varitas padi umur pendek, serta pemanfaatan sumber air tanah yang ada di desa tersebut," katanya.
Hasil inovasi tersebut, dengan umur padi 83 hari setelah tanam, hasil ubinan yang didapat adalah 4,62 ton per hektare gabah kering panen (GKP) atau sekitar 4,015 ton per hektare gabah kering giling (GKG). Padahal pada saat tanam hingga panen intensitas hujan tidak begitu tinggi, intensitasnya hanya 557 milimeter dalam 25 hari.
"Panen padi dalam setahun sekali kini mampu meningkatkan jumlah hasil produksi mereka hingga dua kali lipat," katanya.
Ketua Kelompok Tani Desa Wareng Tukijo mengatakan tahun lalu hanya mendapatkan panen sebanyak 6,5 ton dalam satu tahun untuk satu hektare lahan padi, namun sejak ada inovasi tersebut kini mereka mengaku mampu menghasilkan 13,2 ton padi untuk satu hektare area sawah.
(U.KR-STR)
Berita Lainnya
Hadir di Yogyakarta, House of Roman Siap Penuhi Kebutuhan Ubin Granit dan Keramik Mewah
Jumat, 3 Mei 2024 0:06 Wib
Memangkas stunting melalui tradisi "mitoni"
Rabu, 1 Mei 2024 0:39 Wib
PDIP Yogyakarta akan silaturahmi rekam aspirasi rakyat jelang Pilkada 2024
Selasa, 30 April 2024 4:44 Wib
PDI Perjuangan buka pendaftaran bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta
Senin, 29 April 2024 23:06 Wib
Kemenkumham Yogyakarta : Dua WNA manfaatkan "golden visa"
Senin, 29 April 2024 14:59 Wib
Perpustakaan Nasional dan Keraton Yogyakarta berkomitmen melestarikan naskah Nusantara
Minggu, 28 April 2024 22:25 Wib
Pengelola enam warisan dunia di Indonesia sepakati bentuk wadah bersama
Minggu, 28 April 2024 20:02 Wib
KA menuju Bandara YIA efisienkan perjalanan penumpang
Sabtu, 27 April 2024 12:55 Wib