Pemkab imbau petani memperbaiki saluran drainase saat kemarau

id irigasi

Pemkab imbau petani memperbaiki saluran drainase saat kemarau

Ilustrasi - Petugas melakukan normalisasi irigasi untuk meningkatkan panen padi karena selama ini irigasi penuh lumpur dan sampah. (foto : Antara/Adityawarman)

Bantul (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau para petani daerah ini melakukan perbaikan saluran drainase tersier pada musim kemarau 2019 guna memperlancar irigasi ke sawah.

"Untuk irigasi kami inginkan mumpung seperti ini (kemarau), petani sebetulnya bisa melakukan perbaikan drainase tersier, agar irigasi ke lahan lancar," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Rabu.

Menurut dia, perlunya perbaikan drainase tersier karena saluran yang menerima aliran air dari sistem drainase lokal dan mengalirkannya ke saluran sekunder itu karena setelah musim hujan lalu kondisinya mengalami pendangkalan.

Dengan demikian, pada musim kemarau ini merupakan waktu yang tepat bagi petani untuk membersihkan sedimen yang mengendap maupun memperdalam, terutama di daerah hilir yang paling terdampak musim hujan.

"Jadi drainase tersier harus didalamkan, saya sudaj keliling terus, dan petani agak lupa terhadap drainase tersiernya, sehingga ketutup (sedimen), saya lihat masih ada drainase tidak terawat," katanya.

"Makanya harusnya mulai itu (perbaiki drainase), sehingga nanti di musim hujan sudah tidak ada banjir karena aliran air di saluran tersumbat," katanya.

Apalagi, kata dia, di wilayah Bantul pada April ini sudah memasuki musim tanam padi yang diperkirakan luasan lahan siap tanam seluas 2.900 hektare, sehingga kelancaran air irigasi ke lahan harus dipastikan tidak ada hambatan.

Pulung juga mengatakan, terkait dengan musim kemarau 2019, menurut informasi yang diterima dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), berlangsung normal tidak ada cuaca ekstrim yang berdampak pada budi daya pertanian.

"Kalau ini menurut BMKG (kemarau) normal, BMKG hanya bisa memprediksi satu sampai dua bulan, sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan," katanya.