BPBD : Kejadian kebencanaan di Bantul 2022 naik

id BPBD Bantul ,Kejadian kebencanaan ,Hidrometeorologi,BPBD sebut kejadian kebencanaan di Bantul 2022 naik,kejadian kebenca

BPBD : Kejadian kebencanaan di Bantul 2022 naik

Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, DIY (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat kejadian kebencanaan sepanjang 2022 naik sebanyak 175 kejadian dibanding tahun 2021.

"Total kejadian kebencanaan di Bantul tahun 2022 sebanyak 548 kejadian, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2021 yakni sebanyak 373 kejadian," kata Komandan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Bantul Aka Luk Luk Firmansyah dalam pesan tertulisnya di Bantul, Minggu.

Dia menyebutkan, salah satu kejadian kebencanaan yang naik adalah pergerakan tanah dampak bencana hidrometeorologi, sebanyak 176 kejadian, naik 73 kejadian dibanding sepanjang 2021 yang sebanyak 103 kejadian gerakan tanah.

"Kalau yang dampak hidrometeorologi karena faktor iklim dan cuaca juga mempengaruhi," katanya.

Kemudian kejadian kebakaran di Bantul sepanjang 2022 tercatat sebanyak 134 kejadian, mengalami kenaikan dibanding 2021 sebanyak 122 kejadian kebakaran.

"Kalau yang kejadian kebakaran, karena korsleting listrik dan kelalaian menjadi faktor penyebabnya," katanya.

Meski demikian, BPBD Bantul mencatat terjadi penurunan kejadian angin kencang, yaitu pada 2022 sebanyak 12 kejadian dengan 311 dampak, sementara pada 2021 sebanyak 18 kejadian dengan 403 dampak.

Akan tetapi, pada 2022 terdapat satu kejadian angin puting beliung di wilayah Kecamatan Imogiri yang berdampak pada 142 titik.

Selanjutnya untuk kejadian banjir pada 2022, BPBD Bantul mencatat ada lima kejadian dengan 20 dampak, mengalami penurunan dari sisi dampak dibanding dengan 2021 yang sebanyak lima kejadian dengan 54 dampak.

Menurut dia, akibat kejadian di Bantul selama 2022, total estimasi kerusakan ditaksir sebesar Rp23,76 miliar, meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp15,24 miliar.

Estimasi kerusakan tertinggi akibat kejadian kebakaran sebesar Rp21,5 miliar, disusul gerakan tanah dengan estimasi sebesar Rp1,1 miliar, akibat angin kencang sebesar Rp673,2 juta, dan akibat angin puting beliung sebesar Rp49 juta.