Bupati: juru husada harus menentramkan dan mengayomi

id bupati: juru husada

Bupati: juru husada harus menentramkan dan mengayomi

Ilustrasi (bincangsehatsistemkesehatan.blogspot.com)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Juru husada dimaksudkan agar seorang dokter tidak hanya melakukan diagnosis dan mengobati pasien, tetapi juga menentramkan dan mengayomi atau melindungi.

"Untuk itu, kami mengusulkan adanya konsep juru husada sebagai kontribusi dari seorang dokter yang selain mengobati, juga `ngayomi dan ngayemi` atau melindungi serta menentramkan," kata Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo, Rabu.

Menurut dia, konsep dokter yang "ngayomi dan ngayemi" contohnya bahwa seorang pasien yang terkena penyakit masuk angin ditangani dokter umum.

"Maka setelah itu, dokter harus memberikan dorongan semangat yang menentramkan kepada pasien, seperti mengirim pesan singkat atau SMS yang positif supaya pasien merasa tenang," katanya.

Jika informasi yang diberikan seorang dokter kurang membangun, kata dia, akan semakin membuat gelisah pasien, sehingga setelah diobati, justru tidak bisa tidur.

Akibatnya, pasien akan mencari dokter spesialis yang biayanya lebih mahal, padahal sebenarnya penyakitnya bisa disembuhkan oleh dokter umum, atau bahkan kemungkinan tidak diobati bisa sembuh.

"Hal yang sama juga bisa terjadi dengan dokter spesialis di rumah sakit tipe C. Penampilan seorang dokter yang kurang dapat, menyebabkan pasien pindah ke rumah sakit tipe yang lebih besar, sehingga biayanya mahal sekali," katanya.

Padahal, kata dia, kunci penyembuhan pasien adalah menyampaikan pengobatan secara transparan dan positif untuk membuat pasien tentram dan nyaman.

Terkait adanya anggapan masyarakat bahwa pelayanan pasien Jamkesda, Askeskin maupun Jamkesmas yang dirasa pelayanannya lebih rendah dibanding lainnya, menurut Hasto, rumah sakit dan puskesmas harus selalu memberikan pelayanan yang prima.

Sebab, menurut dia, masyarakat awam masih belum memahami prosedur pelayanan, mulai dari COB, Jamkesmas, Jamkesta dan Jamkesda.

"Pemkab tidak bosan selalu menginggatkan kepada dokter supaya memberikan pelayanan yang prima. Masyarakat sendiri sebenarnya belum semua paham mengenai berbagai jaminan kesehatan yang ada, sehingga sosialisasi masih sangat penting," katanya.

Untuk menjelaskan berbagai jaminan tersebut, menurut dia, saat ini di puskesmas telah ada dua petugas sosial untuk membantu masyarakat mengakses jaminan yang ada.

"Sedangkan pada 2013 pemkab akan merekrut 88 tenaga di setiap desa, yang nantinya mampu menjelaskan dan mengurusi masalah kemiskinan, membantu masalah sosial, serta membantu masyarakat yang kesulitan mengakses berbagai jaminan kesehatan yang ada," katanya.

(KR-STR)