London (ANTARA) -
Namun, kehidupan Lucy terjungkir balik setelah kedatangan ekspatriat lain Lily Bridges, diperankan oleh Riley Keough, yang menjadi teman dari pasangan tersebut. Lili menghilang, diduga tewas, dan Lucy menjadi tersangka utama.
Walaupun pada awalnya dari luar Lucy terlihat tegar, tetapi kerapuhan jiwanya lama-kelamaan terlihat.
Baca juga: Film "Kurindu Natal Keluarga: Sinterklas dari Jakarta" dibintangi Dirly Idol
Film yang ditayangkan perdana di BFI London Film Festival pada Kamis lalu itu mengharuskan Vikander, aktris asal Swedia yang terkenal melalui film “Ex Machina” dan peran peraih Oscarnya “The Danish Girl,” berbicara dalam bahasa Jepang dalam beberapa adegan.
“Saya harap bisa mengatakan pada kalian bahwa saya mengerti bahasa Jepang dan mempelajarinya dalam waktu tiga bulan,” ucap Vikander (31) kepada Reuters saat pemutaran perdana.
“Maksudnya adalah saya melakukan banyak upaya untuk mempelajari bahasa Jepang … dan dengan menjadi bilingual artinya kita tidak bisa hanya meniru huruf dan suara, tetapi harus memahami apa yang kita katakan.”
“Jadi saya melakukan semuanya mulai dari membaca bagian saya keras-keras dalam bahasa Inggris, lalu kami menerjemahkannya untuk mendapat sensitivitas dan emosi, … itu adalah pekerjaan yang berat.”
Sutradara Wash Westmoreland, yang terkenal dengan drama “Colette” dan “Still Alice,” berkata dia sudah mengenal setting cerita ‘Earthquake Bird’ saat ditunjuk untuk proyek ini sebab ia pernah tinggal di Jepang pada 1989.
“Saat mulai membaca novel brilian Susanna Jones aku langsung jatuh cinta, kesan psikologisnya menarik dan ceritanya sangat tidak terduga lalu aku merasa,’Aha, aku bisa menggunakannya untuk membuat neo-noir,’” ujar Westmoreland.
Baca juga: 'Joker' pecahkan rekor Oktober dengan meraih 93,5 juta dolar AS