Kemendikbud kampanyekan SPM dikdas melalui pemutaran "MURID5"

id murid5

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan kampanye pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar melalui pemutaran serial film "MURID5" di Yogyakarta, Sabtu.

Serial web mulai episode pertama hingga 11 yang diputar di University Club UGM itu ditonton ratusan siswa serta guru SD/MI dan SMP/MTs di Yogyakarta dalam rangkaian acara "MURID5 Bergerak".

"Film ini untuk menumbuhkan kesadaran publik bahwa ada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi lembaga pendidikan dasar," kata Tim Kampanye SPM Dikdas Israr Ardiansyah seusai pemutaran film.

Israr mengatakan sesuai Peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2013, lembaga pendidikan dasar SD-SMP di kabupaten/kota harus mampu memenuhi 27 indikator Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar.

Sebanyak 27 indikator SPM Dikdas tingkat SD/MI dan SMP/MTs itu meliputi sarana prasarana pendidikan yang layak, pendidikan dan tenaga pendidikan yang berkualitas dan kompeten, kurikulum yang baik, serta penjaminan mutu pendidikan yang baik.

Ia mencontohkan 27 indikator SPM antara lain mencakup penyediakan buku paket kepada siswa sebab sesuai SPM Dikdas seluruh siswa baik SD/SMP swasta maupun negeri harus mendapatkan buku paket yang layak dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Menurut dia, masyarakat dan orang tua siswa berhak menanyakan pada pihak sekolah maupun dinas pendidikan setempat apabila sekolah belum menyediakan buku teks.

"Contoh indikator lainnya di dalam sekolah tidak boleh satu bangku untuk dua siswa, guru juga harus datang memberikan evaluasi dan memberikan nilai rapor," kata dia.

Ia mengatakan sesuai data assesment Ditjen Dikdas Kemendikbud pada 2014 belum ada SMP yang menerapkan SPM. Sedangkan untuk SD, baru ada 20 sekolah yang mampu 100 persen menerapkan SPM.

Untuk mendorong terwujudnya SPM Dikdas di Indonesia, menurut dia, Uni Eropa melalui Bank Pembangunan Asia telah menghibahkan dana Rp2,5 miliar kepada 108 kabupaten/kota di 16 provinsi untuk membantu pelaksanaan Program Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (PKP-SPM Dikdas).

Oleh sebab itu, menurut dia, melalaui serial web "MURID5" dengan durasi empat menit itu, diharapkan mampu menggerakkan masyarakat untuk ikut mendorong terwujudnya pendidikan layak yang berhak didapatkan.

"Supaya mereka bisa ikut mendesak pemberian layanan pendidikan sesuai SPM Dikdas. Pemenuhan pendidikan yang layak mulai Sabang sampai Merauke supaya sama, tidak boleh beda-beda," kata dia.

Serial web MURID5 yang dikarang oleh penulis naskah film "Ada Apa Dengan Cinta", Prima Rusdi itu menceritakan perjuangan anak-anak dan orang dewasa di Desa Mekar Sari untuk mendorong pemenuhan SPM Dikdas di daerahnya. "Film ini menggambarkan kondisi sekolah yang belum SPM. Ada rencana bekerjasama dengan stasiun televisi atau mengangkat ke layar lebar," kata Irsan.***4***

(L007)