Penularan COVID-19 saat mudik tetap ada meski antibodi tinggi

id COVID-19,Mudik 2022,Ramadhan 2022

Penularan COVID-19 saat mudik tetap ada meski antibodi tinggi

Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (28/3/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menekankan penularan COVID-19 akan tetap ada saat mudik Lebaran meski antibodi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia sudah tinggi.

“Meskipun antibodi yang terbentuk sudah tinggi, bukan berarti masyarakat kemudian langsung bebas begitu saja dari risiko terinfeksi COVID-19,” kata Reisa dalam Siaran Sehat secara daring diikuti di Jakarta, Senin.

Reisa menuturkan Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Dalam Negeri dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI telah melakukan survei serologi antibodi penduduk Indonesia terhadap virus SARS-CoV-2. Hasilnya menunjukkan sebanyak 86,6 persen populasi Indonesia memiliki antibodi terhadap COVID-19.
 

Data Kementerian Kesehatan juga menyebutkan per 27 Maret 2022, cakupan vaksinasi untuk dosis pertama naik menjadi 94,06 persen, dosis kedua 75,79 persen dan pada dosis ketiga sudah mencapai 9,6 persen. Naiknya cakupan vaksinasi itu, juga diikuti dengan tren penurunan kasus COVID-19.

Walaupun demikian, kata Reisa, penularan COVID-19 akan tetap ada apalagi dengan bulan suci Ramadhan di mana masyarakat akan melakukan mobilitas sosial untuk berkumpul dan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman.



Bahkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dari Kementerian Perhubungan menunjukkan terdapat potensi sebanyak 80 juta orang akan melakukan mudik saat Lebaran 2022.

Selama beraktivitas di bulan Ramadhan, masyarakat cenderung banyak bertemu dengan orang lain termasuk anak-anak dan penduduk lanjut usia (lansia) yang rentan terhadap penularan tersebut.

Adanya pelonggaran dalam syarat perjalanan juga membuat potensi orang yang mudik semakin besar. Sehingga melakukan vaksinasi COVID-19 dapat menjadi salah satu upaya mitigasi untuk melindungi diri dan orang lain.
 

Reisa meminta seluruh masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar sekaligus melengkapi dosis vaksinasi guna memastikan antibodi terbentuk guna memutus rantai penularan COVID-19 di bulan Ramadhan tahun ini.

Reisa juga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum mendekatkan diri pada Tuhan dengan berikhtiar menjaga kebersihan melalui protokol kesehatan dan melindungi lingkungan sekitar dari risiko terburuk COVID-19 lewat vaksinasi.

“Mari kita jadikan bulan ini sebagai momen di mana kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tapi kita juga bisa semakin menunjukkan dengan ibadah yang baik menjaga kebersihan yang baik, menerapkan protokol kesehatan yang baik dan terus berikhtiar untuk menjaga diri dan keluarga supaya terhindar dari COVID-19 dan salah satu caranya adalah dengan melakukan vaksinasi,” ujar dia.
 

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024