Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewacanakan pengembangan wisata bahari yang akan terintegrasi ke Bantul dan Kulon Progo.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gunung Kidul Budi Martana di Gunung Kidul, Senin, mengatakan pengembangan wisata bahari merupakan implementasi dari kebijakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dimana among tani diubah menjadi dagang layar yang artinya mengubah paradigma dari bertani berkembang ke laut.
"Selain pengembangan dari perintah gubernur, konsep ini muncul dari hasil studi banding di Raja Ampat beberapa hari lalu, akan coba kami kembangkan di DIY," katanya.
Budi mengatakan wisata bahari akan dikembangkan bersama dua daerah lainnya yang memiliki pantai, yakni Kulon Progo dan Bantul. Tiga kepala daerah telah membicarakan masalah itu dengan Bappeda DIY. Langkah tersebut diharapkan dapat menambah destinasi wisata di Yogyakarta.
"Bisa saja nantinya mulai dari Gunung Kidul, makan di Bantul, dan melanjutkan wisata ke Pantai Kulon Progo," katanya.
Dia mengatakan konsep itu berhasil bukan tidak mungkin mengembangkan wisata bahari ke Pulau Bali karena melalui perjalanan laut bisa ditempuh hanya dengan waktu 11 jam perjalanan.
Selain itu, wisatawan bisa menikmati keindahan pantai di pesisir selatan Jawa.
Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Pemkab Karangasem, Bali, terkait dengan program pengembangan itu.
Rencananya Pelabuhan Pantai Sadeng akan dijadikan pintu utama sebagai gerbang jalur laut Gunung Kidul menuju Bali via Pelabuhan Karangasem, Bali. "Ke depan akan bisa sampai ke Bali, dan itu pasti bisa dilakukan," kata Budi.
Dia mengaku beberapa agen wisata yang telah mendukung rencana tersebut, sedangkan pihaknya saat ini masih terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten lain, untuk menentukan kebijakan selanjutnya. "Kami berharap, ada investor yang berniat untuk ikut membangun," katanya.
Pada kesempatan terpisah Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata, Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hari Sukmono mengaku masih akan mengkaji terkait dengan pengembangan wisata bahari. "Butuh kajian mendalam," katanya.
Ia mengaku wacana tersebut bukan sesuatu yang baru karena pada 2003 sudah pernah diuji coba.
Akan tetapi, katanya, dibatalkan karena ombak pantai selatan cukup tinggi. "Kondisi laut pantai selatan cenderung memiliki ombak besar, tetapi kami akan mengkajinya," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Pemerintah pindahkan 300 KK korban erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 1:47 Wib
Bandara Sam Ratulangi, Sulut, belum aman untuk pesawat beroperasi
Jumat, 3 Mei 2024 0:25 Wib
24 homestay di Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY, peroleh kucuran dana
Jumat, 3 Mei 2024 0:21 Wib
Warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, BAB berdarah akibat menu makan tak seimbang
Kamis, 2 Mei 2024 20:22 Wib
Korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, mengungsi ke rumah saudara
Kamis, 2 Mei 2024 18:05 Wib
Gunung Ruang, Sulut, miliki potensi bahaya awan panas-banjir lahar
Kamis, 2 Mei 2024 17:07 Wib
Dalam tiga hari, warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, dievakuasi
Kamis, 2 Mei 2024 14:53 Wib
Akibat abu vulkanik Gunung Ruang, Sulut, Bandara Sam Ratulangi ditutup hingga Kamis sore
Kamis, 2 Mei 2024 12:19 Wib