Gunung Kidul (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai penyakit leptospirosis pada musim hujan.
Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Gunung Kidul Sumitro di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan sebenarnya Gunung Kidul bukan wilayah endemik leptospirosis karena penularan penyakit ini biasa terjadi di wilayah pertanian.
"Gunung Kidul memang bukan endemik penyebaran penyakit leptospirosis, tetapi penyakit ini perlu kita waspadai bersama, utamanya warga yang berada di perbatasan," kata Sumitro.
Ia mengatakan ada enam kecamatan yang rawan penyebaran penyakit yang menyebar melalui air kencing tikus ini. Enam kecamatan rawan penyebaran leptospirosis itu adalah Ponjong, Ngawen, Gedangsari, Panggang, Nglipar, dan Semin.
Menurut dia, penyakit leptospirosis ditularkan melalui kencing tikus. Virus leptospirosis yang sudah terinfeksi pada tikus akan mudah menyebar dan akan dapat menyerang manusia.
Apabila kencing tikus masuk dan bercampur dengan air, maka virus leptospirosis berpotensi menyerang ke manusia.
"Virus tersebut bisa menyerang manusia melalui luka yang dia punya, air yang sudah terkontaminasi dengan virus leptospirosis akan mudah masuk ke tubuh manusia," katanya.
Sumitro mengatakan berdasarkan data 2013 terdapat empat orang warga yang terserang penyakit tersebut, satu di antaranya meninggal dunia. Meskipun tergolong rendah, pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit ini.
"Kami mengimbau kepada warga untuk menjalankan pola hidup sehat dengan membiasakan cuci tangan atau kaki setelah beraktivitas," kata dia.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Gunung Kidul Kartini menambahkan dari data penderita 2013, semuanya bekerja di luar daerah yang endemik penyakit leptospirosis.
"Penderita tahun lalu mereka bekerja dari luar daerah, seperti Sleman dan kabupaten lainnya," kata Kartini.
Ia mengatakan masyarakat perlu mewaspadai daerah yang memiliki persawahan seperti wilayah Kecamatan Ponjong. Wilayah persawahan memiliki risiko tinggi penyebaran penyakit tersebut.
"Meskipun bukan endemik, kami juga patut mewaspadai beberapa wilayah salah satunya Ponjong," katanya.
Penyakit yang perlu diwaspadai pada musim hujan selain leptospirosis adalah demam berdarah dengue (DBD). Untuk itu Dinkes berharap masyarakat melakukan upaya membersihkan lingkungan. "DBD memang tidak banyak, namun perlu diwaspadai," katanya.
(KR-STR)
Berita Lainnya
Kemenag mitigasi pemberangkatan jamaah calon haji pascaerupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 6:49 Wib
Sayur-buah segar dikirim untuk warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 5:50 Wib
12 ribu warga radius 7 km dari Gunung Ruang, Sulut, harus diungsikan
Jumat, 3 Mei 2024 5:28 Wib
Pemerintah pindahkan 300 KK korban erupsi Gunung Ruang, Sulut
Jumat, 3 Mei 2024 1:47 Wib
Bandara Sam Ratulangi, Sulut, belum aman untuk pesawat beroperasi
Jumat, 3 Mei 2024 0:25 Wib
24 homestay di Desa Nglanggeran, Gunung Kidul, DIY, peroleh kucuran dana
Jumat, 3 Mei 2024 0:21 Wib
Warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, BAB berdarah akibat menu makan tak seimbang
Kamis, 2 Mei 2024 20:22 Wib
Korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, mengungsi ke rumah saudara
Kamis, 2 Mei 2024 18:05 Wib