Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Siswa jenjang SMP atau sederajat yang menjadi peserta Ujian Nasioal pada tahun ini akan menerima soal dengan huruf braille karena belum ada komputer yang mendukung untuk digunakan dalam ujian nasional.
"Siswa berkebutuhan khusus, seperti penyandang tunanetra akan tetap menerima soal dengan huruf braille. Sedangkan untuk penyandang disabilitas lain seperti tunadaksa dan `slow learner` tetap akan menggunakan komputer untuk mengerjakan ujian nasional," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, seluruh siswa berkebutuhan khusus yang menjadi peserta ujian nasional akan memperoleh tambahan waktu yaitu 30 menit dan akan ada pendamping khusus.
Pendamping untuk penyandang tunadaksa berasal dari guru di sekolah yang bersangkutan, sedangkan untuk pendamping `slow learner` akan disiapkan pendamping dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY.
Edy mengatakan, jumlah siswa berkebutuhan khusus yang akan menjadi peserta ujian nasional untuk jenjang SMP dan sederajat pada tahun ini tidak terlalu banyak, sekitar tujuh siswa.
"Siswa berkebutuhan khusus tersebut berada di beberapa sekolah seperti di SMP Negeri 15 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 9 dan MTs Yaketunis untuk penyandang tunanetra," kata Edy.
Berdasarkan hasil tes pendalaman materi yang sudah dilakukan, Edy mendapatkan laporan bahwa seluruh siswa berkebutuhan khusus tersebut sudah siap menghadapi ujian nasional.
Selain siswa berkebutuhan khusus, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta juga akan memfasilitasi peserta ujian nasional yang sedang berurusan dengan hukum dan kini berada di lembaga pemasyarakatan.
"Kami memang harus tetap memfasilitasinya. Kami siapkan komputer yang akan digunakan untuk mengerjalan ujian nasional. Tentunya, kami juga harus berkoordinasi terlebih dulu dengan Kejaksanaan dan pihak LP," kata Edy.
Total peserta UN dari jenjang SMP di Kota Yogyakarta pada tahun ini mencapai sekitar 7.000 siswa, namun belum semua sekolah dapat menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer secara mandiri.
"Masih ada sekolah yang bergabung ke sekolah lain yang lokasinya berdekatan. Mereka harus bergabung karena tidak memiliki fasilitas komputer yang memadai. Sedangkan untuk SMP negeri, semuanya sudah bisa menjalankan UNBK secara mandiri," katanya.
Edy mengatakan, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengarahkan agar sekolah dapat menyelenggarakan UNBK dalam dua sesi, kecuali jika ada siswa dari sekolah lain yang bergabung biasanya ditempatkan di sesi ketiga.
Berita Lainnya
Tunanetra di Solo, Jateng, antusias belajar Al Quran braille
Senin, 25 Maret 2024 5:48 Wib
Baznas RI bimbing disabilitas membaca Al Quran
Rabu, 15 November 2023 20:44 Wib
Mahasiswa bikin media pembelajaran siswa tunanetra
Rabu, 13 September 2023 7:16 Wib
Ada ahli pijat tunanetra layani pemudik di Posko Mudik BPJS Kesehatan
Selasa, 18 April 2023 13:37 Wib
Mensos sedang patenkan tongkat penuntun adaptif untuk tunanetra
Minggu, 16 April 2023 20:05 Wib
Korban gempa Cianjur dapat layanan pijat tunanetra
Jumat, 25 November 2022 21:10 Wib
PT TWC mendorong peningkatan kapasitas bakat difabel tunanetra di DIY
Rabu, 31 Agustus 2022 14:22 Wib
Mahasiswi baru UGM penyandang tunanetra terima laptop dari Kagama
Sabtu, 6 Agustus 2022 22:13 Wib