Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar mengimbau institusi pendidikan agar lebih berhati-hati dalam merekrut tenaga bantu pendidikan di sekolah.
"Institusi pendidikan agar lebih berhati-hati dalam mengambil tenaga bantu pendidikan di sekolah, bisa dengan melakukan pendampingan selama proses belajar mengajar," kata Nahar saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, menanggapi kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum guru terhadap 15 murid Sekolah Dasar (SD) swasta di Yogyakarta.
Pasalnya pelaku merupakan guru perbantuan dari pihak swasta untuk mengajar mata pelajaran content creator di sekolah tersebut, sehingga statusnya sebagai guru tidak tetap di sekolah itu.
Belajar dari kasus ini, kata Nahar, perlu dipikirkan agar sekolah melakukan edukasi mengenai isu seksualitas bagi siswa di sekolah.
"Sosialisasi dan psiko-edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang seksualitas, sehingga mereka dapat terhindar dari kekerasan seksual," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Institusi pendidikan diminta berhati-hati rekrut tenaga bantu mengajar
Berita Lainnya
Pemerintah atasi kekerasan di satuan pendidikan di Indonesia tuai apresiasi FSGI
Jumat, 3 Mei 2024 0:16 Wib
Orang tua diminta mengawasi aktivitas anak di internet
Kamis, 2 Mei 2024 15:03 Wib
Pemerintah kaji rekomendasi blokir gim daring kekerasan
Rabu, 1 Mei 2024 15:53 Wib
Pemerintah diminta blokir gim daring mengandung kekerasan
Sabtu, 27 April 2024 16:03 Wib
Gim mengandung kekerasan-rusak moral bangsa disorot
Jumat, 26 April 2024 8:01 Wib
Rektor UNU Gorontalo: Saya tak melakukan kekerasan seksual
Minggu, 21 April 2024 10:54 Wib
Segera selesai, Perpres Perlindungan Anak dari game online
Kamis, 18 April 2024 4:16 Wib
Pengaruhi perilaku anak, pemerintah diminta bersihkan gim berunsur kekerasan
Jumat, 12 April 2024 21:25 Wib