544 hektare lahan pertanian di Sleman terdampak penutupan Selokan Mataram

id Dinas Pertanian Sleman ,DP3 Sleman ,Penutupan Selokan Mataram ,Aliran Selokan Mataram ,Lahan pertanian Sleman ,Perikanan

544 hektare lahan pertanian di Sleman terdampak penutupan Selokan Mataram

Lahan sawah di Kabupaten Sleman yang terdampak penutupan sementara aliran Selokan Mataram selama tiga bulan sejak awal Agustus 2022. ANTARA/HO-Dinas Pertanian Sleman

Sleman (ANTARA) - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan penutupan aliran Selokan Mataram selama tiga bulan sejak awal Agustus 2022 untuk pemeliharaan jaringan berdampak pada sektor pertanian, perikanan, dan peternakan di sebagian wilayah Sleman.

"Lahan sawah yang terkena dampak  dimatikannya Selokan Mataram total ada
544 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Rabu.

Total kolam ikan yang terdampak seluas 230.120 meter persegi, ternak sapi ada 55 ekor, dan ternak domba 33 ekor.

Baca juga: Bupati Sleman ajak KWT dan petani milenial kembangkan "urban farming"

"Dari jumlah 544 hektare lahan sawah tersebut yang 'bero' (tidak ditanami) ada 293 hektare dan 251 hektare yang ada di Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani, Kapanewon (Kecamatan) Kalasan ditanami palawija umur sekitar satu hingga dua bulan," katanya.

Menurut dia, Selokan Mataram dibangun pada 1909  membelah Kota Yogyakarta sejauh
30,8 kilometer.

"Ujung hulunya berada di Sungai Progo Bendungan Karang Talun, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sedangkan hilirnya di Tempuran, Sungai Opak, Randugunting, Kalasan, Sleman," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan data Selokan Mataram yang melintasi dari ujung barat Sleman hingga paling timur memiliki ukuran antara dua sampai enam meter dan mampu mengairi 15.734 hektare persawahan di sepanjang alirannya.

"Bangunan Selokan Mataram sudah cukup tua, sehingga perlu segera diperbaiki. Apabila terlambat melakukan rehab justru akan memperparah titik-titik bocor dan banjir," katanya.

Suparmono mengatakan, dengan dilakukan perbaikan dan pembenahan,  saat ini Selokan Mataram dimatikan selama tiga bulan mulai 1 Agustus 2022.

"Beberapa bulan sebelum  Selokan Mataram dimatikan, kami sudah melakukan sosialisasi kepada petani maupun kelompok tani (poktan) yang akan terkena dampaknya sehingga mereka menjadi lebih siap menghadapi risiko tersebut," katanya.

Ia mengatakan, dalam kegiatan budi daya pertanian baik dalam pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan, ketersediaan air merupakan faktor yang sangat strategis.

Tanpa ada dukungan ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan baik dalam dimensi jumlah, mutu, ruang maupun waktunya,  dapat dipastikan kegiatan budidaya tersebut akan berjalan dengan tidak optimal.

"Dengan  perbaikan Selokan Mataram, tentu akan berpengaruh  pada kegiatan usaha tani tanaman pangan, hortikultura, peternakan maupun perkebunan," katanya.

Baca juga: Petani Bantul harus melek teknologi pertanian
 
Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024